KIARA Kecam Anies Soal Peringatan HUT RI di Pulau D, Begini Jawaban Anies

Maket reklamasi Teluk Jakarta (dok. antikorupsi.org)

Jakarta, Villagerspost.com – Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (KIARA) menyampaikan kecaman terhadap rencana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, yang akan melaksanakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 di Pulau D. Peringatan ini dianggap melukai rasa keadilan masyarakat pesisir, khususnya nelayan tradisional di Teluk Jakarta.

Sekretaris Jenderal KIARA Susan Herawati menegaskan, peringatan ini bertentangan dengan semangat kemerdekaan RI yang mendorong keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebaliknya, hal ini melanggengkan ketidakadilan sosial bagi masyarakat. “Peringatan HUT RI yang dilakukan Pemprov DKI di Pulau D adalah bentuk pengkhianatan terhadap spirit dan nilai kemerdekaan RI,” katanya, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Rabu (14/7).

Menurut Susan, keinginan Gubernur DKI Jakarta untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-74 di Pulau D, menjelaskan bahwa Anies tak memiliki visi untuk melakukan pemulihan Teluk Jakarta, menegakan hukum, serta mewujudkan keadilan sosio-ekologis bagi lebih dari 25 ribu nelayan di Teluk Jakara. “Rencana Anies Baswedan peringati HUT Kemerdekaan RI ke-74 di Pulau D menegaskan bahwa ia tidak berpihak kepada masyarakat pesisir, khususnya nelayan tradisional di Teluk Jakarta,” ungkap Susan.

Susan melihat, proyek reklamasi Teluk Jakarta memiliki masalah sejak awal. Berdasarkan hal itu, masyarakat pesisir dan berbagai organisasi masyarakat sipil menolak proyek ini. “Penolakan ini didasarkan pada sejumlah hal, yaitu: hukum, sosial, ekonomi, keterbukaan informasi dan lingkungan hidup. Dari sisi hukum, keberadaan Pulau D jelas-jelas tidak memiliki landasan hukum,” tuturnya.

Pusat Data dan Informasi KIARA mencatat, akibat adanya proyek reklamasi Teluk Jakarta nelayan di Teluk Jakarta mengalami penurunan hasil tangkapan sekaligus penurunan ekonomi. Pada saat yang sama, kebutuhan mereka terhadap bahan bakar untuk melaut semakin tinggi.

Dia mengungkapkan, sebelum ada proyek reklamasi, nelayan di Teluk Jakarta mendapatkan hasil tangkapan sebanyak 25 kg sampai dengan 3 kwintal per hari. Namun, setelah ada proyek reklamasi mereka hanya mendapatkan tangkapan kurang dari 5 kg.

“Tak hanya itu, kini nelayan hanya bisa mendapatkan penghasilan dari menangkap ikan sebanyak 300 ribu per hari. Padahal sebelum ada proyek reklamasi bisa mendapatkan penghasilan sampai dengan 3 juta rupiah per hari,” jelas Susan.

Berkaca dari fakta ini, peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-74 seharusnya mendorong penyelesaian ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat pesisir, khususnya nelayan di Teluk Jakarta, akibat proyek reklamasi. “Pesan peringatan kemerdekaan adalah hilangnya ketidakadilan yang ada di tengah masyarakat pesisir. Anies justru memperkuat ketidakadilan itu,” pungkas Susan.

Sementara itu, Anies Baswedan menegaskan, dia punya alasan tersendiri untuk melaksanakan peringatan HUT RI ke-74 di Pulau D. “Itu untuk menyimbolkan (reklamasi) kepemilikannya adalah milik negara, bukan pribadi, maka kita adakan upacara di sana sebagai simbol tanah air kita,” kata Anies di DPRD DKI Jakarta, Rabu (14/8).

Anies menyebut selama ini pulau reklamasi cenderung tertutup bagi masyarakat. Bahkan kata Anies kawasan itu cenderung dikuasai oleh pihak swasta. Karena itu, Anies berinisiatif melaksanakan upacara di pulau reklamasi, tepatnya kawasan Pantai Maju, Jakarta Utara.

“Dahulu lahan hasil reklamasi adalah wilayah tertutup bahkan media masuk ke sana tak bisa, dijaga ketat, seakan-akan milik pribadi dan milik swasta. Kemudian kita ubah jadi kawasan terbuka milik RI, yang seluruh warga negara bisa masuk kawasan itu,” tegas Anies.

Upacara yang akan diselenggarakan ini, lanjut Anies, juga sebagai pesan bahwa pulau reklamasi bukan pemilik perseorangan. Siapapun masyarakat bisa masuk ke tanah reklamasi tanpa harus ada penjagaan ketat.

“Kita selenggarakan peringatan tanah air kita ini di hasil tanah yang dulunya dikuasai dan tertutup oleh swasta, sebagai pesan tak ada wilayah eksklusif tertutup. Milik kami dan RI, maka kita selenggarakan upacara bendera di tempat itu, menandai tanah itu di bawah kibaran merah putih,” tegas Anies.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.