KLHK Akan Resmikan Perpustakaan Kayu Terlengkap di Dunia

Koleksi kayu di Xylarium Bogoriense (dok. pustekolah.org)

Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebentar lagi bakal meresmikan dibukanya “Perpustakaan Kayu” terlengkap di dunia. Dengan adanya perpustakaan kayu ini masyarakat dapat mengetahui jenis kayu di seluruh Indonesia, tanpa harus keliling Indonesia.

“Selain sebagai wujud pendokumentasian jenis kayu, Xylarium juga bermanfaat sebagai bahan rujukan utama dalam identifikasi kayu, karena memiliki informasi ilmiah seperti nama lokal, nama ilmiah, keragaman jenis, dan persebaran jenis kayu,” tutur Kepala Pusat Litbang Hasil Hutan, BLI KLHK, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Rabu (19/9).

Dalam rangka mewujudkan Xylarium Bogoriense nomor satu dunia, dengan jumlah spesimen terbesar, KLHK telah bekerjasama dengan para pihak, antara lain dengan dengan Kemenristekdikti, LIPI, Perguruan Tinggi, industri perkayuan, pemerintah provinsi, serta masyarakat. Berkat kerjasama tersebut, Dwi menyampaikan, saat ini koleksi kayu Xylarium telah mencapai 185.647 spesimen.

Perpustakaan kayu terlengkap di dunia ini akan secara resmi dideklarasikan oleh Menteri LHK di Yogyakarta pada akhir September mendatang, dan direncanakan dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo. Selain itu, untuk mendukung keakuratan identifikasi jenis kayu oleh berbagai pihak, dalam waktu dekat BLI KLHK akan meluncurkan Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) berbasis computer vision.

Alat ini merupakan hasil kerjasama KLHK dengan LIPI sejak tahun 2017, melalui dukungan program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS), Kemenristekdikti. AIKO didukung oleh data jenis kayu dari Xylarium Bogoriense, dan alat ini mampu mengenali jenis kayu hanya dalam hitungan detik, dibandingkan secara manual yang memakan waktu hingga 1-2 minggu.

“Hal ini sangat membantu efisiensi proses identifikasi jenis kayu, pengelompokan jenis kayu perdagangan, penyelesaian konflik penentuan jenis kayu, dan pemetaan potensi jenis kayu untuk kepentingan konservasi, dan pengembangan usaha,” kata Dwi menambahkan.

Dwi juga berharap agar kerjasama dengan para pihak dapat terus berlangsung, dalam memperkaya basis data Xylarium Bogoriense, serta penyebarluasan aplikasi AIKO. Dalam kesempatan pendeklarasian Xylarium di Yogyakarta, sebagai ungkapan terimakasih, KLHK juga memberikan tropi dan sertifikat penghargaan, kepada tiga kontributor spesimen kayu terbesar, dari unsur pelaku usaha, perguruan tinggi, dan pemerintah provinsi.

Xylarium Bogoriense pertama kali dibangun di tahun 1914 oleh Pemerintah Belanda, dan telah tercatat dalam Index Xylariorum, Institutional Wood Collection, sejak 1975, yang dikelola oleh International Assosiation of Wood Anatomists (IAWA). Koleksi kayu Xylarium juga tersebar di beberapa daerah antara lain di Kebun Raya Bogor, Samarinda, dan Yogyakarta. Kini Xylarium Bogoriense 1915 dikelola Badan Litbang dan Inovasi (BLI) KLHK.

Hingga Juli 2018, di antara perpustakaan kayu lainnya di dunia, menempati peringkat keempat dengan jumlah 67.864 spesimen kayu. Pada urutan pertama ditempati negara Belanda dengan jumlah 125.000 spesimen, kemudian Amerika Serikat dengan jumlah 105.000 spesimen, dan Belgia dengan jumlah 69.000 spesimen. Namun saat ini, Xylarium Bogoriense telah menjadi yang terlengkap dengan koleksi mencapai 185.647 spesimen kayu.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.