KOPERA Gelar Webinar, Bahas Pentingnya Pelatihan Konseling Pesantren Ramah Anak

Webinar KOPERA memaparkan indikator pesantren ramah anak (dok. kopera)

Jakarta, Villagerspost.com – Komite Pesantren Ramah Anak (KOPERA) menggelar seminar dalam jejaring (webinar), membahas pentingnya pelatihan konseling “Pesantren Ramah Anak”, Jumat (3/2). Dalam seminar tersebut, Dewan Pembina KOPERA dan Ketua RMI-NU Wilayah DKI Jakarta, KH Rakhmad Zailani Kiki, S.Ag, MM mengingatkan para pengurus pesantren akan pentingnya pondok pesantren menjadi pesantren ramah anak.

“Pengajar pondok pesantren juga memiliki kompetensi konseling dalam mengasuh para santri di pondok,” kata pria yang akrab disapa Kiai Kiki ini.

Mengapa pesantren ramah anak menjadi penting? Kyai Kiki mengatakan, dewasa ini bermunculan pesantren yang bersifat eksklusif di masyarakat yang berbentuk “pseudo pesantren”. Pesantren model ini dicirikan sebagai pesantren yang mengisolasi diri dan atau tidak dikenal oleh masyarakat sekitarnya.

“Ciri lainnya adalah santri putri tinggal satu atap atau satu rumah dengan pengasuh, pengajar atau musyrif pria, mempunyai aturan yang memiliki sanksi kepada santri di luar batas kewajaran, terjadi tindak kekerasan yang membudaya, mengajarkan paham anti NKRI dan terorisme,” paparnya.

Terkait maraknya fenomena ini, Ketua KOPERA yang juga Ketua Kesehatan Mental Indonesia Hena Rustiana, S.Psi, CFP. menyampaikan, upaya membentuk pesantren ramah anak menjadi penting sebagai usaha menciptakan pesantren dan lingkungan sekitarnya agar dapat membuat anak nyaman, bersih, betah, khusyu beribadah, senang belajar, bermain dan berinteraksi.

Hena memaparkan, terdapat sembilan indikator “Pesantren Ramah Anak”. Di antaranya adalah kemampuan pesantren dalam menangani masalah yang terjadi di pondok tanpa kekerasan. Untuk itu, Hena menekankan pentingnya kemampuan konseling dimiliki oleh pengajar dan pengelola Pesantren.

Hal ini ditujukan untuk mengurangi dan mencegah munculnya tindak kekerasan di lingkungan pondok. “Pemimpin pondok pesantren harus memiliki komitmen untuk menjadikan pesantrennya sebagai pesantren ramah anak,” tegas Hena.

Dr. Hj. Badrah Uyuni, MA., pimpinan Ma’had Aly Zawiyah Jakarta, yang menjadi moderator acara ini menyampaikan, kehadiran KOPERA diharapkan menjadi oase bagi perangkat pesantren termasuk masyarakat umum demi mengatasi keresahan yang timbul akibat fenomena terjadinya kekerasan di lingkungan pesantren.

Anggota KOPERA terdiri dari pengelola pesantren dan pengajar yang mewakili pesantren dan mendukung pesantrennya menjadi pesantren yang ramah anak. Fasilitas yang didapatkan anggota mencakup pelatihan Konseling Pesantren Ramah Anak, dan potongan harga untuk layanan KOPERA yang di antaranya mencakup layanan konsultasi psikologi dan dukungan psikologi awal.

Acara webinar ini sendiri dihadiri oleh 63 orang pengajar dan pengelola pondok pesantren. Ustadzah Euis Wulan, salah satu peserta webinar menyampaikan, ia mendapatkan banyak manfaat dari acara ini.

Ustadzah Diana Puspita dari Pesantren Baitul Hikmah Depok berharap agar webinar seperti ini diadakan secara berkelanjutan. “Webinar hari ini memberikan kesegaran pikiran dan jiwa para pendidik, musyrif, musyrifah dalam membangun kompetensi diri untuk membina para santri. Diharapkan ada pendampingan/pelatihan/gerakan terprogram bagi para asatidz untuk terus belajar membenahi diri,” ujarnya.

Webinar ini menjadi pengantar untuk Pelatihan Konseling Pesantren Ramah Anak yang akan diselenggarakan pada bulan Mei di Ma’had Aly Zawiyah Jakarta, hari Senin-Selasa tanggal 15-16 Mei 2023, dan via daring pada hari Sabtu-Minggu tanggal 27-28 Mei 2023.

Informasi lebih lanjut tentang KOPERA dan Pelatihan Konseling Pesantren Ramah Anak dapat diakses di situs www.kopera.or.id atau Instagram @kopera.or.id, serta menghubungi sekretariat KOPERA di Ma’had Aly Zawiyah Jakarta dan WA di nomer 0858-1199-4027.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.