Larang Asing, Susi Dorong Nelayan Kembangkan Usaha Perikanan Tangkap

Tempat pelelangan ikan. Susi dorong nelayan kembangkan perikanan tangkap (dok. Kiara)
Tempat pelelangan ikan. Susi dorong nelayan kembangkan perikanan tangkap (dok. Kiara)

Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendorong nelayan Indonesia mengembangkan usaha perikanan tangkap. Dorongan bagi nelayan mengembangkan usaha perikanan ini disampaikan Susi pasca diterapkannya kebijakan moratorium kapal eks asing (PermenKP Nomor 56 Tahun 2014) yang berdampak pada melimpahnya ikan hasil tangkapan nelayan.

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong nelayan Indonesia untuk mengembangkan usaha perikanan tangkap dengan memberikan beberapa stimulus. KKP, kata Susi, akan membangun fasilitas pelabuhan melalui pemanfaatan dana CSR (Corporate Social Responsibility) beberapa perbankan nasional seperti BRI dan BNI.

BRI, kata Susi, siap membangun 5 koridor dermaga sepanjang 1000 meter dengan lebar 3 meter di pinggir dermaga. Tujuan dibangunnya koridor ini untuk mengantisipasi antrean kapal yang lama di dermaga, terutama dalam kegiatan bongkar muatan kapal.

“Agar dapat menampung lebih dari 100 kapal secara bersamaan, diperlukan perluasan lahan untuk membangun koridor ini,” kata Susi seperti dikutip kkp.go.id, Jumat (5/2).

KKP juga berencana akan membangun cold storage atau alat pendingin di 10 pulau seluruh Indonesia. Menurut Susi, hal ini akan mempermudah proses bagi nelayan dan industri perikanan dalam mengelola hasil tangkapan.

“Kita akan bangun di 10 pulau. Jadi ada cold storage, mesin es, supaya ada yang jual. Tapi tidak boleh jual di tengah laut. Nanti kami tangkap, kemudian kami tenggelamkan kapalnya,” tegasnya.

Susi juga tidak memperbolehkan Unit Pengolahan Ikan (UPI) membeli ikan langsung dari nelayan. Semua hasil tangkapan harus dibeli dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI). “Ini yang benar. Supaya bisa ada KUD. Nelayan punya simpanan. Jadi saat paceklik bisa punya simpanan,” kata Susi.

Susi berharap langkah pemerintah melarang asing menangkap ikan di perairan Indonesia dan melarang nelayan menggunakan alat tangkap merusak seperti cantrang dapat menyejahterakan nelayan di berbagai wilayah. Susi mengaku tak main-main dengan kebijakannya. Itu terbukti dengan banyaknya penangkapan kapal asing yang mengeksploitasi sumber daya laut kita secara besar-besaran di wilayah Laut Arafuru dan Natuna.

Dampaknya, kata Susi, langsung terlihat. Sumber daya laut saat ini menjadi berlimpah dan berdampak sangat positif terhadap keberlangsungan hidup nelayan Indonesia. Karena itu, Susi juga berharap banyak nelayan yang beralih ke alat tangkap yang go blue seperti gillnet atau pun purse seine agar para nelayan mendapatkan lebih banyak hasil tangkapannya.

Susi mengungkapkan, setelah dilarangnya kapal asing masuk untuk menangkap ikan di perairan Indonesia, maka nelayan dan organisasi nelayan harus rukun, agar semua proses dapat berjalan lancar sesuai arahan Presiden Joko Widodo. “Dulu kan asing boleh tangkap. Sekarang tidak boleh sama sekali. Saya perlu bantuan Bapak/Ibu semua, supaya kita bisa lari lebih kencang, jadi bisa nyari ikan yang banyak. Jadi semua organisasi, KUD dan nelayan harus rukun dan optimis harus bisa dan mampu,” tegas Susi.

Ikuti Kiprah Susi Pudjiastuti >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.