LEDikan: Teknologi Sederhana Pemikat Ikan Karya Agus Cahyadi

LEDikan, alat pemikat ikan ciptaan Agus Cahyadi (dok. kementerian kelautan dan perikanan)

Jakarta, Villagerspost.com – Peneliti Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Kementerian Kelautan dan Perikanan Agus Cahyadi berhasil menciptakan sebuah alat sederhana yang berguna bagi nelayan tradisional untuk bisa mendapatkan hasil tangkapan yang berlimpah. Alat tersebut adalah sebuah alat pemikat ikan yang dibuat dengan menggunakan lampu Light Emitting Diode (LED). Oleh Agus Cahyadi, alat tersebut diberi nama LEDikan.

“Saya ciptakan alat ini untuk bisa membantu nelayan memperoleh hasil tangkapan yang lebih banyak. Penemuan alat ini sudah dari tahun 2013 dan sudah mulai diproduksi masal sejak 2016 lalu,” kata Agus, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Jumat (11/8).

Atas temuannya itu, pada Kamis (10/8) lalu, Agus memperoleh penghargaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Ristekdikti), yang diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla pada acara peringatan Hari Teknologi Nasional (Harteknas), Kamis (10/8) di Makasar, Sulawesi Selatan.

Agus berharap, dengan teknologi LEDikan yang ia ciptakan mampu meningkatkan kesejahteraan nelayan melalui peningkatan produktivitas tangkapannya. Meskipun sederhana, inovasi penemuan Agus sangat aplikatif dan bermanfaat bagi nelayan.

Faktanya, nelayan yang menggunakan lampu LEDikan mampu meningkatkan hasil tangkapannya hingga 5 kali lipat. “Biasanya LEDikan di pasang di bawah air di bagan atau rumpon milik nelayan, gunanya untuk menarik ikan datang,” tambahnya.

Adapun prinsip kerja alat ini adalah dengan memanfaatkan spektrum cahaya yang dihasilkan dari LED. Cahaya dari lampu LED tersebut dapat menarik plankton-plankton yang akan mengundang ikan kecil untuk datang.

“Kemudian ikan yang berukuran besar datang untuk memakan kumpulan ikan kecil tersebut. Sehingga terjadilah rantai makanan dan schooling (kumpulan) ikan di sekitar bagan maupun rumpon yang kemudian masuk ke dalam jaring nelayan,” terangnya.

Alat temuan Agus ini sendiri, saat ini sudah mulai beredar di pasaran. Peneliti yang telah menerima 25 paten tersebut menerangkan, LEDikan sudah memperoleh hak paten dan diproduksi dalam jumlah besar. Alat tersebut juga sudah berhasil diperbanyak dan dibuat massal untuk selanjutnya dijual secara komersil.

Saat ini paling tidak sudah ada 300 alat LEDikan yang digunakan oleh 300 nelayan di seluruh berbagai daerah seperti di Wakatobi, Sulawesi Selatan, Karimun Jawa, Pangandaran, dan lainnya.

“Total saya sudah buat 300 alat dan digunakan 300 nelayan, cuma yang dijual secara komersil baru 100 alat. Ke depan akan kita produksi lebih banyak lagi sesuai dengan permintaan nelayan yang meningkat,” ungkapnya.

LEDikan sudah mulai dipasarkan sejak 2016 lalu, dibandrol dengan harga Rp8,5 juta untuk ukuran 15 x 20 cm dengan daya 145 watt diperuntukkan bagi bagan ukuran 8,5 m x 8,5 m. Awalnya, ia menargetkan untuk nelayan tradisional dengan bagan ukuran 8,5 m x 8,5 m, penggunaannya cukup satu per bagan, dan bisa tahan hingga 5 tahun.

Namun seiring berkembangnya kebutuhan nelayan, saat ini ia dan timnya juga menerima pesanan dengan ukuran yang lebih besar untuk nelayan skala besar dengan ukuran bagan 16 x 16 m. “Tapi kami buat LEDikan yang lebih besar ukuran 30 x 40 cm dan daya nya sekitar 400 watt, harganya juga dua kali lipat dari yang kecil,” tambah Agus. Hal ini dilakukan agar semakin banyak nelayan yang dapat menggunakan hasil karya teknologi buatannya, baik nelayan kecil maupun nelayan besar. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.