Litbang Pertanian: Waspada Serangan Wereng Coklat

Tanaman padi terkena serangan hama wereng coklat (dok. litbang pertanian)
Tanaman padi terkena serangan hama wereng coklat (dok. litbang pertanian)

Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Pertanian melalui Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian mengingatkan agar petani mewaspadai serangan hama wereng coklat di musim penghujan ini. “Kendala yang paling besar dalam peningkatan produksi padi adalah wereng coklat,” demikian disampaikan pihak Litbang Pertanian dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Selasa (8/3).

Wereng coklat merupakan hama global (The very importance pest global/VIPG) mengingat luasnya skala persebaran hama tersebut dalam merusak tanaman padi. Indonesia bukan satu-satunya negara yang punya masalah dengan wereng coklat. “Wereng juga banyak menyerang pertanaman padi di di China, Vietnam, Thailand, India, Pakistan, Malaysia, Filipina, Jepang, bahkan Korea,” demikian dikutip dari siaran pers itu.

(Baca Juga: Biopest, Pestisida Organik Inovasi Petani Malang)

Penyebab ledakan wereng, menurut pihak Litbang Pertanian dipicu oleh adanya perubahan iklim global yang berpengaruh terhadap sikap hama terhadap tanaman padi. La Nina dengan curah hujan yang tinggi di musim kemarau menimbulkan kelembaban yang tinggi mengaktifkan sifat biological clock wereng coklat untuk berkembang menghasilkan populasi yang tinggi.

Tanam tidak serempak merupakan pemicu kedua ledakan wereng coklat. Hal ini disebabkan petani bertanam padi saling mendahului karena air selalu mengalir dan harga menjanjikan.

Penggunaan insektisida yang tidak akurat oleh lebih 90% petani menjadi kendala tidak turunnya populasi wereng coklat, bahkan ditambah lagi dengan 71% dari jumlah petani tersebut masih menggunakan insektisida bukan anjuran. Melemahnya disiplin monitoring serta meremehkan keberadaan hama wereng coklat juga menambah kerusakan tanaman padi.

Munculnya penyakit virus ragged stunt (penyakit virus kerdil hampa/VKH), bersama penyakit virus grassy stunt tipe 2 (penyakit kerdil rumput/VKR tipe 2) yang disebarkan wereng coklat memperparah kerusakan tanaman padi di lapangan. Pada saat ini baik petugas maupun petani terlena, hal ini disebabkan pada saat serangan awal dan pertanamannya masih vegetatif gejala penyakit tidak kelihatan, tanaman padi tumbuh normal dan hijau.

Pada saat vegetatif serangan VKH menyebabkan daun rombeng, tercabik, koyak, atau bergerigi, terkadang berwarna putih. Tumbuh kedil dengan tinggi 23,8-66,9% tertekan, keluar malai diperpanjang sampai 10 hari. Saat keluar malai tidak normal atau tidak keluar penuh, daun bendera terjadi distorsi. “Saat pematangan buah tidak mengisi dan menjadi hampa,” demikian dikutip siaran pers tersebut.

Usaha yang dilakukan untuk mengendalikan wereng coklat adalah dengan perakitan varietas tahan, rekayasa ekologi dan reagroekosistem, serta pelaksanaan PHT biointensif pada percepatan perluasan Pengelolaa Tanaman Terpadu.

Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah melepas beberapa varietas unggul baru padi sawah irigasi tahan wereng coklat diantaranya adalah Cisadane, Ciherang, Inpari 1, Inpari 6 Jete, Inpari 13, Inpari 18, Inpari 19, Inpari 23 Bantul, Inpari 31, Inpari 33.

Ikuti informasi terkait masalah serangan hama >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.