Lumbung Cikareo: Membangun Ekonomi Warga Miskin di Desa Cicantayan
|
Sukabumi, Villagerspost.com – Pembangunan berbasis masyarakat atau partisipatif terus berkembang hingga saat ini sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Pendekatan partisipatif akhirnya banyak dilakukan sebagai bentuk yang diyakini bertujuan untuk membuat program lebih mudah diadaptasi, pelaksanaan program menjadi lebih realistis dan berkelanjutan.
Sebagai salah satu bentuk pendekatan partisipatif untuk memberdayakan masyarakat, Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) bekerjasama dengan Yayasan TIFA untuk pemberdayaan masyarakat desa untuk mengembangkan lumbung desa sebagai upaya peningkatan kapasitas masyarakat agar dapat memenuhi ketersediaan pangan dan ekonomi berkelanjutan.
Salah satu lumbung desa binaan KRKP adalah Lumbung Cikareo di Desa Cicantayan, Sukabumi, Jawa Barat. Lumbung yang dibentuk pada tahun 2017 itu, kini semakin bergeliat dengan program-program kerja yang telah disusun pada awal pembentukan. Meskipun banyak yang masih perlu dibenahi, perkembangan lumbung selama satu tahun dapat dikatakan cukup progresif. Diisi oleh anak-anak muda yang kooperatif, ibu-ibu yang bersemangat dan anggota lain yang aktif berkontribusi untuk kemajuan lumbung.
Tujuan pembentukan Lumbung Cikareo untuk pembangunan perekonomian lokal desa usaha meningkatkan ekonomi masyarakat terutama masyarakat miskin dan rentan. Lumbung Cikareo memiliki lima program kerja yang coba direalisasikan dengan dengan kegiatan yang konkret selama periode satu tahun awal setelah pembentukan.
Heri, Ketua Lumbung Cikareo menyampaikan pendapat mengenai perbedaan sebelum dan sesudah ada lumbung. “Sebelum ada lumbung, saya yang belum pernah ikut dalam organisasi, dengan adanya lumbung jadi bisa berorganisasi apalagi dipercaya sebagai ketua yang berarti harus betul-betul paham,” ujar Heri kepada Villagerspost.com, Rabu (1/8).
Menurut Heri, saat ini dengan berbagai program atau rencana kegiatan satu tahun disampaikan, program yang sudah terlaksana adalah pelatihan pakan ternak bekerjasama dengan Dinas Peternakan Sukabumi dan Pemerintah Desa Cicantayan. “Kemudian program pengorganisasian dengan KRKP dan pembangunan fisik lumbung yang sudah mencapai 50% untuk prosesnya. Dengan anggota lumbung sebanyak 35 orang yang tercatat, mereka membangun lumbung dengan gotong royong,” papar Heri.
Terkait dengan program yang terbentuk, pihak-pihak terkait juga selalu mendukung seperti Kepala Desa Cicantayan Zulfikar Ali Hakim. “Kami sangat mendukung apa saja yang menjadi program kerja lumbung selama itu sejalan dengan program pemerintah desa maka akan kami fasilitasi,” kata Zulfikar.
Dia mengatakan, lumbung memiliki peranan penting untuk pemberdayaan anak muda dikarenakan kebanyakan pemuda di Cikareo adalah pengangguran dan juga kaum perempuan yang banyak terserap industri. Sejalan dengan yang disampaikan oleh Zulfikar, Ketua BUMDes yang akrab disapa Ucok juga menyatakan, salah satu unit usaha desa yaitu Desa Mart juga akan memfasilitasi apabila dari lumbung memiliki produk yang bisa dijual.
“BUMDes terus mendorong lumbung dengan aktif mengikuti pertemuan dan telah dibahas mengenai penawaran untuk pengelolaan lahan pertanian milik desa untuk dikelola oleh lumbung. Saat ini program terkait dengan fasilitas konektivitas dengan Desa Mart adalah rencana dari lumbung untuk menjalankan Warung Tani yang digadang akan mulai dijalankan begitu lumbung selesai dibangun,” ujarnya.
Selama setahun pembentukan lumbung, kata Ucok, dapat dikatakan hingga saat ini masih terus berbenah dan menjaga motivasi para anggota untuk tetap konsisten. Program yang saat ini sudah berjalan adalah studi banding ke lumbung yang sudah berhasil yaitu di Magelang dan Yogyakarta bersama dengan lumbung dari Kediri dan Pekalongan. “Selain itu, saat ini anak muda juga sedang menjalani ternak kelinci hias,” paparnya.
Menurut Bunhaw, Wakil Ketua Lumbung, di luar program jangka pendek yang sudah dilaksanakan, ada tiga program jangka panjang untuk tahun pertama yang diprioritaskan oleh lumbung yaitu di bidang pertanian, peternakan dan UMKM. “Program pertanian yang direncanakan adalah tanam pisang dengan memanfaatkan lahan yang difasilitasi oleh BUMDes,” ujarnya.
Terkait dengan peternakan sudah ada kelinci hias yang saat ini dikelola. Untuk mendukung usaha peternakan yang sudah berjalan, pihak lumbung juga menujukan inisiatif yang tinggi dengan mengirim proposal mengajukan kerjasama ke Dinas Peternakan untuk membantu pembinaan. UMKM yang ada di Desa Cikareo adalah organisasi yang berisi perempuan dan udah terbentuk lebih dulu dan bergerak dibidang pemberdayaan perempuan dari segi ekonomi seperti simpan pinjam dan industri rumahan untuk pengolahan makanan ringan. Saat ini anggota UMKM yang memiliki anggota hampir 60 orang sudah tergabung dengan lumbung.
Lumbung dalam kaitannya dengan pemberdayaan kaum muda dan kaum perempuan dirasa sangat efektif. Seperti yang dirasakan oleh Alan, yang kini menjabat sekretaris di keanggotaan lumbung menyampaikan, keyakinannya tumbuh ketika mengikuti pertemuan-pertemuan lumbung. “Lumbung punya visi dan misi untuk memajukan organisasi ini. Saya juga ingin ikut berkontribusi terutama untuk diri saya sendiri dan umumnya untuk orang banyak,” kata Alan.
Opan, yang mewakili kaum muda di Lumbung Cikareo menyampaikan manfaat yang dirasakannya setelah bergabung di lumbung. “Lumbung menurut saya adalah batu loncatan dan saya bakal semangat untuk memajukan masyarakat di Desa Cikareo,” kata Opan.
Dia mengatakan ada perbedaan yang dirasakan saat sebelum dan sesudah di lumbung seperti kemampuannya dalam keorganisasian seperti membuat surat dan keterampilan di bidang pertanian.
Peran lumbung untuk kaum perempuan seperti yang disampaikan oleh Sri, ketua UMKM. Dia mengatakan, alasan akhirnya melebur ke lumbung adalah karena memberikan wadah terutama terkait dengan legalisasi. Sri mengaku bahwa keputusan bergabung dengan lumbung maka akan mudah apabila berurusan dengan birokrasi seperti Disperindag karena lumbung adalah lembaga yang di bawahi oleh pemerintah desa.
Terkait dengan peran perempuan Sri mengatakan bahwa kaum perempuan di lumbung memegang peranan strategis dengan memiliki semangat untuk bersama-sama memajukan desa. “Satu tahun lumbung berjalan, ada perbedaan yang dirasakan oleh masyarakat terutama anggota lumbung walaupun hasilnya belum signifikan. Masih banyak hal yang perlu mejadi perhatian seperti peran aktif keanggotaan, program kerja yang harus mulai direalisasikan untuk menjaga semangat untuk memajukan lumbung dan menciptakan ketahanan pangan,” pungkas Sri.
Laporan: Naimah, Anggota Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan, Jurnalis Warga untuk Villagerspost.com