Lumbung Desa Tekan Kenaikan Harga
|
Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi mencanangkan program program pendirian lumbung pangan desa yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Tujuan pendirian lumbung desa adalah untuk menjaga stabilitas harga terutama kebutuhan pokok khususnya menjelang hari besar agama seperti Idul Fitri, Idul Adha dan Natal.
Menteri Desa PDTT Marwan Jafar mengatakan, BUMDes bisa menjadi pedagang pengumpul dari petani dan sebagai pemasok kebutuhan pokok langsung ke pasar. “Pendirian lumbung desa melalui BUMDes ini tidak hanya sebagai buffer stock terhadap kebutuhan pangan, tetapi juga bisa menjadi stabilisasi harga. Karena, lumbung pangan ini menjaga kebutuhan akan pasokan dari pihak luar,” kata Marwan seperti dikutip kemendesa.go.id, Rabu (10/2).
(Baca Juga: BUMDes Bisa Jadi Pilar Kesejahteraan Bangsa)
Selama ini, kebutuhan pokok seperti misalnya daging sapi, memang cenderung semakin tak terkendali. Di wilayah Jabodetabek, Banten, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah, harga daging sapi masih bertengger di atas 100 ribu rupiah per kilogram. Bahkan di sejumlah tempat sempat menyentuh harga ke level tertinggi Rp130 ribu per kilogram.
Karena itu, dengan adanya lumbung desa yang dikelola BUMDes, diharapkan harga-harga kebutuhan pokok bisa lebih terkendali. Marwan Jafar mengatakan, BUMDes juga bisa melakukan aktivitas pengolahan hasil pertanian, terutama pangan, sehingga bisa dijual tidak dalam bentuk bahan mentah.
Dengan demikian, para petani diharapkan mendapat nilai lebih dari pengolahan tersebut. Sehingga pada saat panen raya, kelebihan panen bisa diolah dalam bentuk barang jadi lainnya, sehingga pasokan tetap terkontrol.
“Adanya program produksi dan pasokan pasar untuk masing-masing komoditi yang berdasarakan kebutuhan pasar, kami sangat yakin ke depan kita bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok. Sehingga tidak ada lagi keluhan masyarakat karena harus mengalami kenaikan harga,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk menjadikan petani peternak sebagai pemasok daging, memang perlu sebuah manajemen ditingkat petani produsen. Karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transigrasi tengah menjajaki kerjasama dengan Perum Bulog.
“Kita kan ada Bulog yang selama ini berperan sebagai penyangga komoditi, Bulog sudah pengalaman mengelola cadangan pangan dan stabilisasi harga beras. Jadi, kita akan menjalin kerjasama dengan Bulog untuk melatih para aparat desa dan masyarakat desa dalam manajemen dan pengelolaan BUMDes,” pungkas Marwan. (*)