Madu Hutan Ramah Lingkungan Desa Batudulang
|
Jakarta, Villagerspost.com – Kualitas madu hutan di Desa Batudulang, Kecamatan Batu Lanteh, Sumbawa terkenal bukan sekadar karena produksinya yang higienis, tetapi juga karena sifat pengolahannya secara keseluruhan yang ramah lingkungan. Komitmen petaninya yang menjaga kelestarian alam menjadikan madu Desa Batudulang dilirik banyak kalangan.
Untuk menjaga proses yang tetap lestari, para petani madu Desa Batudulang mengorganisir diri dalam komunitas hutan lestari. Melalui komunitas ini, para petani menjaga produksinya yang higienis, pengemasannya yang rapi, dan ramah lingkungan.
Komunitas ini juga yang menjadikan madu di desa Batudulang terpenuhi secara skala ekonomi. “Permintaan madu terlalu besar. Makanya kita berinisiatif mendirikan komunitas ini agar hasil panen dikumpulkan dan diolah menjadi satu, sehingga skala produksinya menjadi besar,” ujar Ketua Komunitas Hutan Lestari di Desa Batu Dulang M Junaidi Jen dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Rabu (12/9).
Selain madu, komunitas Hutan Lestari juga memproduksi sarang lebah untuk diolah menjadi bahan utama kosmetik. Olahan ini telah memiliki pasar tetap di Bali dengan harga Rp100 ribu per 800 gram. Sedangkan untuk madu, menurutnya, dijual dengan harga Rp130 ribu per kilogram.
“Kalau sarangnya kita olah menjadi seperti lilin. 1 kilogram sarang bisa menghasilkan 800 gram lilin. Ini kita jual ke Bali untuk bahan utama kosmetik,” jelas Junaidi.
Junaidi mengakui, meski telah berhasil menghimpun hasil panen para petani, namun hasil panen madu hutan desa setempat berangsur mengalami penurunan. Tahun 2015 menghasilkan 31 ton, tahun 2016 hanya 17 ton, dan tahun 2017 9 ton. Menurutnya, penurunan hasil panen tersebut disebabkan kondisi hutan yang semakin memprihatinkan.
“Hasil panen turun dipengaruhi tiga faktor, penebangan (hutan), penanaman jagung karena pestisidanya bisa mengakibatkan lebah mati, dan pemburu madu yang memanen langsung habis. Komunitas hutan lestari selalu mensosialisasikan agar kalau panen jangan panen habis,” ujarnya.
Terkait kualitas madu Desa Batudulang menurutnya, sudah teruji karena proses panen hingga pengemasan dilakukan dengan metode yang baik. Selain itu, lokasi Desa Batudulang jauh dari perkotaan sehingga bunga hutan yang dihinggapi lebah tidak terkontaminasi oleh polusi dan zat kimia.
“Apalagi madu ini kan dikelola oleh komunitas yang sudah terlatih dan sudah kita berikan pemahaman tentang panen madu yang baik. Peralatannya juga baik,” ujarnya.
Editor: M. Agung Riyadi