Malaysia Arena Uji Coba Corporate Social Responsibility di ASEAN
|
Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Tata Kelola dan Integritas pada Departemen Perdana Menteri Malaysia Senator Datuk Paul Low mengatakan Malaysia siap berkomitmen untuk menjadi arena uji coba untuk Corporate Social Responsibility. Datuk Paul Low merupakan tamu kehormatan dan berbicara pada forum Tanggung Jawab Bisnis ASEAN yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia sejak 27 Oktober hingga hari ini 29 Oktober 2015.
Acara ini diselenggarakan oleh Jaringan ASEAN CSR, Oxfam, Federasi Produsen Malaysia (FMM) dan Yayasan ASEAN. Malaysia juga berkomitmen untuk menerapkan ISO 37001 yaitu adalah Sistem Standar Manajemen Anti-Suap. Komisi Hak Asasi Manusia Malaysia (SUHAKAM) sedang mengembangkan rencana aksi nasional hak asasi manusia yang membutuhkan partisipasi perusahaan agar memastikan penerapannya
“Dana CSR jika diterapkan secara strategis dan holistik dapat membantu mengubah perusahaan dari entitas laba menjadi agen perubahan untuk pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” kata Ketua Jaringan CSR ASEAN yang berbasis di Jakarta Yanti Triwadiantini, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Kamis (29/10).
Triwadiantini berharap agar selama forum berlangsung para delegasi yang mewakili pemangku kepentingan yang berbeda dapat mendiskusikan bagaimana menciptakan lingkungan yang memungkinkan di ASEAN bagi bisnis untuk berperilaku secara bertanggung jawab dan etis. “Hal ini agar membantu memastikan Jaringan CSR ASEAN menjadi sebuah komunitas bisnis yang bertanggung jawab yang membantu membuat ASEAN menjadi tempat yang lebih baik bagi semua pihak,” ujarnya.
Pemberdayaan perempuan dan pengembangan pertanian juga tema lain dalam sambutan diberikan perwakilan Oxfam. Cherian Mathews. Cherian yang merupakan Direktur Regional Oxfam Great Britain di Asia mengatakan, memberdayakan perempuan adalah kunci untuk keadilan, pembangunan berkelanjutan dan ketahanan pangan.
“Bahkan kita dapat meningkatkan hasil produksi yang dapat mengurangi jumlah warga kekurangan pangan antara 100-150 juta secara global, jika kita dapat menutup kesenjangan jender di bidang pertanian,” ujarnya.
“Langkah konkret oleh bisnis, pemerintah dan masyarakat sipil adalah satu-satunya cara untuk mengatasi tantangan tersebut. Oxfam ingin membantu menyatukan berbagai suara, terutama mereka yang miskin dan terpinggirkan, dalam membantu mewujudkan Visi ASEAN 2025,” kata Cherian menambahkan.
Dalam sambutannya, Duta Besar Swedia, Kanada, Jepang dan Inggris juga menyatakan komitmen mereka untuk mendukung bisnis yang bertanggung jawab di ASEAN. Forum Tanggung Jawab Bisnis ASEAN ini dihadiri oleh sekitar 250 delegasi dari berbagai negara dan lembaga di ASEAN.
Forum ini adalah konferensi regional yang dirancang untuk mewadahi para pemangku kepentingan utama dari sektor publik, swasta dan masyarakat sipil untuk menghubungkan dan memajukan praktik bisnis yang bertanggung jawab dan kemitraan yang sejajar dengan dinamika Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community).
Selain menguatkan peran sektor swasta, forum ini juga membahas keberlanjutan dan kelayakan ekonomi dari AEC melalui praktek bisnis yang bertanggung jawab di bidang pertanian, menghormati hak asasi manusia, jaminan kerja yang layak, dan jalan menuju komunitas bisnis ASEAN yang bebas korupsi. (*)