Masuk Masa Panen, Pemerintah Siap Serap Jagung Petani
|
Jakarta, Villagerspost.com – Pertengahan Januari ini, para petani jagung mulai memasuki masa panen. Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, pemerintah siap menyerap jagung hasil panen para petani dengan harga yang pantas. Amran menyatakan, sesuai dengan perintah Presiden Jokowi, harga jagung di tingkat petani tidak boleh di bawah Rp 3.150 per kg.
Perum Bulog telah diperintahkan untuk menyerap jagung petani dengan harga tersebut agar petani ke depan tidak merugi. “Perintah Bapak Presiden, Bulog harus membeli jagung petani Rp 3.150 per kilogram. Tidak boleh di bawah harga ini. Bulog tolong serap cepat, jangan serap dari luar negeri. Kita harus lindungi petani,” tegas Amran, saat melaksanakan panen jagung di Desa Randu Merak, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu (16/1).
Berdasarkan data Dinas Pertanian Provinsi Jatim, perkiraan luas panen jagung Provinsi Jatim pada Januari 2019 sebesar 17.286 ha, khususnya Kabupaten Probolinggo sebesar 3.000 ha. Dari luas panen tersebut, produksi jagung Jatim pada Januari sebesar 102.779 ton pipilan kering sedangkan produksi Jagung Kabupaten Probolinggo 21.000 ton dengan rata-rata produksi 7 ton/ha pipilan kering.
“Petani-petani jagung sudah mulai memasuki masa panen di awal 2019. Ini bukti kita punya jagung. Bulog segera serap, isi gudangnya dengan jagung dari petani,” ujar Amran.
Dari 38 Kabupaten di Jawa Timur, diperkirakan potensi panen jagung pada Februari 2019 mencapai 273.564 ha dengan perkiraan produksi mencapai 1,2 juta ton pipilan kering. Kemudian Maret perkiraan luas panen 175.011 ha dengan potensi produksi 636.610 ton Pipilan Kering.
“Februari akan menjadi puncak panen jagung di Jawa Timur. Jika ditotal panen jagung Januari hingga Maret mencapai 465.861 ha dengan produksi mencapai 1,94 juta ton. Ini ketersediaan jagung yang luar biasa. Kebutuhan peternak layer mandiri bisa kita penuhi sendiri,” kata Amran.
Perlu diketahui, pada tahun 2018, produksi jagung Provinsi Jawa Timur surplus 6,42 juta ton. Surplus ini diperoleh dari luas panen 1,17 juta ha dengan produksinya sebesar 6,54 juta ton, sementara kebutuhan jagung 2018 mencapai 122.724 ton.
Selain melakukan panen jagung, Amran juga menyerahkan sejumlah bantuan berupa benih sebanyak 2 ton padi Dan 75 ton benih jagung bantuan pusat(untuk 5.000 Ha) kepada petani. “Bantuan ini diharapkan akan meningkatkan produksi jagung, sehingga target produksi 33 juta ton di 2019 dapat tercapai,” tandas Amran.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Probolinggo Ahmad Hasyim Asyari menyampaikan, luasan lahan jagung di Kabupaten Probolinggo mencapai 46 ribu hektare dan tersebar di beberapa titik. Di antaranya, Kecamatan Paiton, Banyuanyar dan Tegal Siwalan.
Terkait harga yang turun, Hasyim berharap, petani tetap semangat menanam jagung dan tidak merugi saat harga turun. “Soal harga itu bukan kemampuan kami mengontrolnya. Terpenting ke depan itu, bagaimana budidaya jagung lebih minimal dalam usaha taninya. Seperti tanam pakai alat, dengan harapan ketika harga turun petani tidak terlalu merugi,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari mengatakan, sebenarnya, 60 Persen lahan jagung di Kabupaten Probolinggo sudah dialihfungsikan. Akibat terkena proyek strategis nasional tol Pasuruan-Probolinggo. Meski demikian, kata Puput, panen yang dihasilkan masih melimpah dan mencukupi.
Karena itu, dia mengaku tidak khawatir akan kekurangan produksi jagung dari kabupaten yang di pimpinnya. hasil panen pertanian jagung mencapai 250 ribu ton sepanjang 2018. Sementara konsumsi masyarakat berkisar 4 ribu hingga 5 ribu ton, sehingga masih ada surplus.
“Untuk kekhawatiran insya Allah tidak ada, namun ke depan tentunya perlu kebijakan susulan agar lahan pertanian yang sudah ada tidak teralihfungsikan, karena tol ini sampai Gending hingga Paiton,” ujar Puput.
Dia memaparkan, luas panen jagung saat ini di Kecamatan Paiton 600 ha dari prediksi panen sampai akhir Januari di Kabupaten Probolinggo 2.075 ha. Produktivitas mencapai 8 ton/ha pipilan kering.
“Hampir 75 persen dari 1 juta jiwa mayoritas menjadi petani. Kehadiran Bapak Menteri, kami akui memberikan semangat bagi petani kami menjadi profesional. Empat tahun lalu hadir di Probolinggo, tanam bawang. Kini terbukti, Probolinggo menjadi penghasil bawang merah,” ujar Puput.
Editor: M. Agung Riyadi