Mentan: Anomali Pasar Permainan Mafia Beras

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengecek operasi pasar beras di Cipinang (dok. pertanian.go.id)
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengecek operasi pasar beras di Cipinang (dok. pertanian.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Pertanian Amran Sulaiman menengarai, anomali pasar yang terjadi pada komoditas beras tidak masuk akal. Pasalnya pasokan beras mendadak melimpah ruah di sentra-sentra beras di Indonesia. “Ada kenaikan rata-rata 100 persen pasokan beras di tujuh setra beras besar. Padahal Januari dan Februari terjadi panceklik, sebelumnya terjadi el-nino terkuat sepanjang sejarah, sedangkan kita baru saja panen. Apakah ada yang main di sini? Atau ada yang menimbun beras? Kita akan telusuri ini,” ujar Mentan seperti dikutip pertanian.go.id, Sabtu (13/2).

Lonjakan pasokan beras terjadi antara lain di Pasar Induk Cipinang (DKI) dimana pasokan pada Februari mencapai 52.383 ton, meningkat jaug dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 29.458 ton. Kemudian di Pasar Johar, Karawang, Jawa Barat yang mencapai 20.953 ton dibanding tahun lalu yang hanya 11.783 ton.

(Baca Juga: Stop Impor Beras, Maksimalkan Serapan Beras Petani)

Berikutnya adalah di Pasar Tanah Tinggi, Tangerang, Banten sebanyak 22.525 ton dibanding tahun lalu 12.667 ton. Juga di Pasar Lamongan, Surabaya, Jawa Timur yang mencapai 23.572 ton sementara tahun lalu hanya13.256 ton. Pasar Caringin, Bandung, Jawa Barat, pasokan mencapai 28.811 ton meski tahun lalu hanya 16.202 ton.

Pasar Dargo, Semarang, Jawa Tengah pasokan mencapai 26.192 ton sementara tahun lalu 14.729 ton. Terakhir Pasar Beringharjo, Daerah istimewa Yogyakarta dimana pasokan Februari mencapai 11.650 ton dibanding tahun lalu 6.481 ton.

Data-data lonjakan pasokan beras ini menurut Amran sangat mencurigakan. Dia curiga ada mafia yang memainkan pasokan beras di dalam negeri. Hal ini membuat harga beras sempat melonjak tajam di awal tahun, khususnya beras medium yang sempat mencapai Rp 9.000/kg.

“Sudah ketahuan pemainnya yah itu-itu saja. Ini ada anomali tiba-tiba beras dalam jumlah besar masuk ke pasar induk Februari, padahal Februari ini biasanya paceklik, tiba-tiba ada suplai beras masuk dua kali lipat dari biasanya. Ini aneh,” ujar Mentan.

Karena itu Kementan memperkuat kerjasama dengan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha untuk memberantas praktik mafia pangan ini. “Dua hari lalu kami sudah MoU dengan KPK dan KPPU, kita akan cari dan telusuri orang-orang yang mempermainkan harga ini,” geram Mentan.

Mafia beras ini, lanjut Mentan, menggelontorkan beras mulai Februari karena khawatir harga beras akan jatuh saat panen raya yang dimulai di bulan Maret jika tetap melakukan penimbunan. “Selama ini yang menyimpan beras dalam jumlah besar di gudang yakin bisa kendalikan harga. Tapi ternyata stok beras di Bulog masih besar, beras impor belum dipakai, kemudian ada panen raya. Maka mereka memutuskan lebih baik keluarkan sekarang daripada harganya makin hancur,” papar Mentan.

Sebelumnya, Mentan telah melakukan inspeksi mendadak di Pasar Induk Cipinang, Senin 8 Februari 2016. Dalam sidak tersebut, didapati harga beras terendah sampai Rp 7.500/kg dari harga sebelumnya Rp 8.300/kg. Sedangkan untuk beras premium harga terendah mencapai Rp 8.600/kg dari sebelumnya Rp 9.000/kg. (*)

Ikuti informasi terkait beras >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.