Mentan Jamin Kapal Ternak tak Lagi Hampa Muatan
|
Jakarta, Villagerspost.com – Kementerian Pertanian tampaknya kecewa berat dengan kegagalan mendapatkan sapi dalam dua kali pelayaran kapal ternak KM Camara Nusantara 1 beberapa waktu lalu. Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IV DPR, Senin (25/1) kemarin, Menteri Pertanian Amran Sulaiman berjanji akan bergerak cepat agar kapal ternak tak lagi berlayar tanpa muatan.
Untuk itu, pihak Kementan akan melakukan pemetaan langsung sentra-sentra sapi baik di Nusa Tenggara Barat (NTB) maupun di Nusa Tenggara Timur (NTT). Tak tanggung-tanggung, Amran menugaskan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dan seorang direkturnya untuk meninjau langsung ke kedua wilayah itu.
“Tugas mereka mengecek ketersediaan sapi di sana, sekaligus membuat kontrak perjanjian kerja sama dengan pemasok-pemasok sapi di sana,” kata Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Kantor Ditjen Hortikultura, Kementan, Jakarta, Rabu (27/1).
Hasil pengecekan yang dilakukan, ungkap Amran, harga sapi di tingkat peternak di NTB dan NTT ternyata tidak setinggi yang diklaim selama ini. Harga yang didapat pihak Kementan usai pengecekan, kata dia, di tingkat peternak, harga sapi hidup masih di bawah Rp30 ribu per kilogram bobot hidup.
“Di pedesaan NTT sapi hidup hanya Rp27 ribu-Rp29 ribu, tidak sampai Rp30 ribu per kilogram berat hidup. Dengan ada tol laut ini, kalau dulu (biaya angkut) Rp1,8 juta sampai Rp2 juta per ekor, sekarang hanya dikenakan Rp320 ribu per ekor,” urai Amran.
Kenaikan harga sapi hingga mencapai Rp41 ribu per kilogram bobot hidup, kata Amran, akibat adanya permainan pedagang pengumpul sapi yang meminta kenaikan harga. Alhasil tawaran pemerintah di harga Rp37 ribu-Rp38 ribu per kilogram bobot hidup ditolak dan kapal ternak pun pulang tanpa muatan sapi seekor pun.
Amran menegaskan, Kementan telah mulai menandatangani kontrak jangka panjang langsung dengan peternak di NTT dan NTB untuk mendapatkan jaminan pasokan sapi, sehingga kapal ternak tak lagi berlayar kosong tanpa muatan. “Laporannya, sudah ada kontrak jangka panjang,” ujarnya.
Mentan menegaskan, pengangkutan sapi dengan kapal ternak ini adalah yang pertama kali dalam sejarah republik ini berdiri. Hal ini merupakan upaya untuk memutus rantai pasok panjang yang tidak efisien dan sudah terjadi selama 70 tahun lebih.
Karena itu, kata dia, sangat wajar jika ada segelintir pelaku usaha yang terganggu dengan kehadiran kapal khusus ternak tersebut. Kapal angkut ternak membuat biaya angkutan ternak bisa ditekan lebih dari separuhnya.
“Berilah kami waktu. Tidak bisa satu dua hari selesai. Ini masalah komunikasi juga dengan Kementerian Perdagangan dan Bulog, tidak hanya satu persoalan yang harus diselesaikan, tapi kita tidak boleh menyerah,” tegas Amran. (*)