Mentan Lepas Ekspor Sayuran dari Lembang ke Brunei Darussalam

Petani menanam sayur-sayuran di ladang. (dok. hargasumut.org)

Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melepas ekspor sayuran daun dari Lembang, Kabupaten Bandung Barat ke Singapura dan Brunei Darussalam, Kamis (3/1). Sebanyak 3 perusahaan yang dilepas ekspor kali ini, yaitu PT Momenta Agrikultura Amazing Farm, CV Fortuna Agro Mandiri, PT Alamanda. Produk yang diekspor perusahaan tersebut berasal dari kebun perusahaan serta petani dan kelompok tani mitra yang tersebar di daerah Lembang, Ciwidey, Pengalengan, Cibodas, dan juga Sukabumi.

Dalam kesempatan itu, dia menjelaskan, volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat cukup besar. Hal ini mengingat potensi pengembangan sayuran di daerah ini khususnya kawasan pertanian di Lembang sangat luas dan subur serta dukungan dari pemerintah baik pusat maupun daerah sangat tinggi.

“Dari Bandung Barat, volume ekspor sayuran setahunya mencapai 1.500 ton setahun atau 3,5 sampai 4 ton per hari. Dulu kita impor, dari Australia dan Amerika, tapi sekarang ekspor. Ini luar biasa kita membalikan impor ke ekspor ke Singapura, Brunei Darussalam dan Hongkong. Ini serangan balik dari Indonesia,” ujarnya.

Volume ekspor sayuran segar dari Bandung Barat sebesar 4.600 ton per tahun atau 10 sampai 12 ton per hari. Jenis sayuran daun yang diproduksi merupakan komoditas ekspor meliputi komoditas Baby Buncis, Buncis Kenya, Buncis Super, Watercress, Edamame, Zuchini, Kyuri, Red Oakleaf, dan Radichio. Jenis sayuran tersebut dapat tumbuh baik di daerah Bandung dan sekitarnya.

Amran menjelaskan kinerja sektor pertanian berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), akumulasi kinerja ekspor pangan sejak 2016 hingga 2018 naik 29 persen, inflasi pangan tahun 2014 sebesar 10,57 persen turun menjadi 1,26 persen tahun 2017. Kemudian, investasi naik 110% nilainya Rp94,2 triliun bahkan kontribusi sektor pertanian meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional (PDB) naik 47,2% atau Rp1.375 triliun.

“Ini prestasi baru sepanjang sejarah Indonesia. Ekspor kita dorong terus. Prestasi penurunan inflasi ini sulit ditemukan dalam sejarah, karena biasanya menggerakan inflasi 0,1 sampai 0,5 persen itu sulit. Kami sudah laporkan ke Bapak Presiden bahwa sektor pertanian berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Oleh karena itu, Amran mengungkapkan dengan ekspor sayuran ini semakin membuktikan bahwa Pemerintah Jokowi-JK sangat berkomitmen meningkatkan produksi dan kualitas komoditas sayuran. Artinya tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri, namun sanggup mengisi pasar luar negeri.

“Ekspor ini pun membuktikan produk pertanian Indonesia makin diakui dan diterima di luar negeri. Ke depan untuk meningkatkan produksi dan volume ekspor, kami bantu bibit dan lainya bahkan kami rekrut petani milenial, target 1 juta petani” tegasnya. Sebagai informasi, harga sayuran asal Indonesia di pasar ekspor ini rata-rata Sin$3,5 per kilogramnya, sehingga menjadi nilai tambah bagi petani sayuran agar makin sejahtera.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi menyebut, ekspor hortikultura secara keseluruhan pada periode Januari-Desember 2018 naik 11,92% dibanding periode yang sama tahun 2017 lalu. “Selama 2018, ekspor sayuran naik 4,8%, sementara ekspor buah naik signifikan 26,27%,” jelas Suwandi.

Menurut Suwandi, untuk jenis buah yang banyak diekspor antara lain nenas, pisang dan manggis. Neraca perdagangan durian Indonesia pada periode tersebut untuk pertama kalinya mencatatkan rekor surplus setelah beberapa tahun selalu defisit. Sementara itu, untuk tanaman hias juga naik 7,03%. Nilai ekspor hortikultura sepanjang Januari-November 2018 mencapai Rp5,69 triliun.

Menurut Suwandi, terkait ekspor sayuran segar, pihaknya akan terus mendorong perbaikan teknologi budidaya yang lebih ramah lingkungan agar menghasilkan produk yang layak konsumsi dan mendukung peningkatan gizi masyarakat.

“Potensi produksi sayuran kita mengisi pasar ekspor masih terbuka luas. Kita tinggal tingkatkan lagi kualitas produksi dan penanganan pascapanen nya, mengingat tuntutan konsumen makin menghendaki sayuran yang fresh dan menyehatkan,” pungkasnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.