Menteri Pertanian Klaim Stok Pangan Berlebih
|
Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Pertanian Amran Sulaiman menegaskan, stok pangan khusus beras, cabai, bawang merah dan minyak goreng berlebih. Karena itu dia menilai kenaikan harga pangan yang terjadi sangat di luar kewajaran. Menurut Amran, untuk beras, di bulan Juli mencapai 2 juta ton lebih. Stok itu mencapai 2 kali lipat stok pada tahun lalu.
Sementara untuk minyak goreng, stok bulan Juni mencapai 1 juta ton lebih sementara kebutuhan hanya mencapai 435 ton. “Itu artinya empat kali lipat, lima kali lipat kebutuhan, tapi harganya ikut-ikutan naik,” jelas Amran, Selasa (7/6) sore di Jakarta.
Amran mengatakan, kenaikan harga minyak goreng itu sudah dibahas dan sudah diupayakan, pihaknya bersama dengan Menteri Perdagangan dan Menteri BUMN menemui langsung produsen. “Alhamdulillah harga minyak goreng turun 5,5% dan berlaku secara nasional,” ujarnya.
(Baca juga: Impor dan Operasi Pasar Upaya Stabilkan Harga Pangan)
Untuk cabai besar, menurut Amran, stoknya juga lebih dari kebutuhan. Sementara untuk bawang merah, stoknya 102 ribu ton, sementara kebutuhan 89 ribu ton. Daging ayam stok mencapai 256 ribu ton, sementara kebutuhan 112 ribu ton. “Ini juga kita sudah ekspor,” ujarnya.
Untuk mengatasi lonjakan harga di bulan puasa dan lebaran nanti, Amran mengatakan, pemerintah untuk jangka pendek akan melakukan operasi pasar besar-besaran. Pemerintah akan bekerjasama dengan produsen, memotong rantai pasok. Pada jangka panjang memotong rantai pasok dari produsen langsung ke toko tani dan seterusnya.
“Kita kerja sama dengan koperasi, hal ini kita lakukan. Ini memang butuh waktu karena persoalan ini sudah bertahun-tahun,” ujarnya.
Secara umum, menurut Amran, harga komoditas beras, cabai, bawang merah, daging ayam sudah turun. Hanya saja yang masih menjadi pekerjaan pemerintah adalah daging. Untuk daging, jelas Amran, sudah ada langkah positif dimana Bulog menjual daging seharga Rp80.000/kilogram. Sementara untuk gula pasir, Amran mengakui masih mengimpor.
“Kita juga sudah dengan Menteri Perdagangan mengeluarkan rekomendasi impor 27.000 ton. Juga dengan kerja sama TTI dengan pihak swasta, operasi pasar kemarin 1.000 ton dengan harga Rp75.000. Ini memang butuh waktu,” tegasnya.
Sementara itu menurut Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, kalau dilihat dari perkembangan minggu ke minggu, atau bulan ke bulan, selama 1 bulan terakhir ini, sebetulnya harga pangan yang masih agak tinggi. Yang paling tinggi kenaikannya adalah gula pasir.
“Kalau beras, sama sekali tidak. Kemudian, barangkali daging walaupun dia tetap agak bertahan tinggi, ada kenaikan sedikit, tetapi tidak banyak,” kata Darmin.
Darmin menegaskan, pemerintah sudah mengusahakan namun sampai dengan hari ini, ternyata harganya masih agak bertahan. Sehingga tidak ada jalan lain, suplainya, pasokannya harus dinaikkan lagi. “Karena apapun alasannya harusnya harga sudah mulai bergerak turun,” ujarnya.
Pemerintah, kata Darmin, masih terus mencari, menyiapkan langkah-langkah untuk mengendalikan dan menurunkan harga, supaya tercapai apa yang telah disampaikan oleh Presiden Jokowi. “Kita semua tahu, bahwa Bapak Presiden sudah menyampaikan berapa harga daging yang beliau inginkan. Dan kita juga sebenarnya sudah membuat range harga, berapa harga tertinggi yang sudah harus diintervensi dan berapa harga terendah yang juga harus diintervensi, baik itu bawang dan sebagainya,” pungkas Darmin. (*)
Ikuti informasi terkait harga pangan >> di sini <<