Menyambut Sasaran Baru Perangi Kemiskinan Esktrem dan Perubahan Iklim

Potret kesenjangan ekonomi. PBB akan menetapkan sasaran baru dalam memerangi kemiskinan dan perubahan iklim
Potret kesenjangan ekonomi. PBB akan menetapkan sasaran baru dalam memerangi kemiskinan ekstrem dan perubahan iklim. (dok. oxfamamerica.org)

 

 
Jakarta, Villagerspost.com – Oxfam bergabung dengan para pemimpin dunia, masyarakat sipil dan masyarakat di seluruh dunia merayakan diadopsinya Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals–SDG) oleh para pemimpin dunia pada pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York. Meski begitu elemen masyarakat sipil tetap waspada bahwa kemajuan ke depan harus nyata, politis dan akan banyak gangguan.

Dokumen SDG ini sendiri akan dibahas dalam pertemuan di New York, Amerika Serikat pada 25-27 September mendatang untuk menggantikan Millennium Development Goals (MDG) yang telah berjalan semaa 15 tahun ini dan akan kadaluwarsa pada 2015 ini.

Dokumen itu sendiri sudah disepakati di New York, pada 2 Agustus 2015 lalu pada pukul 18.26. Sebanyak 193 negara anggota PBB mengadopsi secara aklamasi dokumen berjudul “Transforming Our World: The 2030 Agenda for Sustainable Development” atau “Mengalihrupakan Dunia Kita: Agenda Tahun 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan”.

Dokumen itu terdiri dari 17 tujuan (goals) terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300 indikator. Ukuran atau indikator ini sesuai kebutuhan masing-masing negara dan masih dalam proses pembahasan. Ini semua adalah kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDG. Ada 5 pondasi dari SDG yaitu manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian, dan kemitraan.

Tujuan pertama (memiliki 7 target) yakni mengakhiri segala bentuk kemiskinan di manapun. Tujuan kedua (8 target), yaitu mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan.  Tujuan ketiga (13 target), yakni menjamin kehidupan yang  sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.

Tujuan keempat (10 target) yakni menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang. Tujuan kelima (9 target) yakni menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan.

Tujuan keenam (8 target), yakni menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang.  Tujuan ketujuh (5 target) yakni menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan dan modern bagi semua orang.

Tujuan kedelapan (12 target) yakni mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan  yang layak bagi semua orang.

Tujuan kesembilan (8 target) yakni membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi. Tujuan kesepuluh (10 target) yakni mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara.

Tujuan kesebelas (10 target) yakni menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan dan berkelanjutan. Tujuan kedua belas (11 target),  yakni menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan.

Tujuan ketiga belas (5 target) yakni mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Tujuan keempat belas (10 target) yaitu melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan.

Tujuan kelima belas (12 target) yaitu melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem  daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati.

Tujuan keenam belas (12 target), yaitu mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta membangun institusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan.

Tujuan ketujuh belas (19 target) yaitu memperkuat cara-cara implementasi dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan.

Sasaran-sasaran tersebut telah secara susah payah dinegosiasikan dengan masukan dari masyarakat sipil akademisi, ilmuwan dan sektor swasta serta jutaan penduduk di seluruh dunia yang mencari cara untuk menghapuskan kemiskinan ekstrem, melawan ketidakadilan dan ketidaksetaraan, serta memperbaiki perubahan iklim dalam 15 tahun terakhir ini.

“Target Pembangunan Berkelanjutan yang baru ini di atas kertas sangat ambisius dan bisa jadi membawa dampak yang bersejarah. Mereka mencari upaya yang bukan sekadar pemberian bantuan dengan cara menghapuskan bukan hanya mengurangi kemiskinan ekstrem dan kelaparan di setiap negara,” kata Direktur Eksekutif Oxfam Internasional Winnie Byanyima dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Kamis (24/9).

“Kuncinya adalah menyambut kaum kaya untuk kembali bersentuhan dengan masyarakat lainnya ketimbang membiarkan mereka eksis dengan hak-hak istimewa mereka,” kata Byanyima.

Oxfam memuji fokus baru “tak meninggalkan siapapun di belakang” tetapi mengingatkan hal ini membutuhkan partisipasi masyarakat yang paling rentan dan paling terpinggirkan sehingga mereka bisa merangkul pemerintah mereka untuk mengambil kembali hak mereka. Perempuan harus diposisikan di posisi utama untuk merealisasikan tujuan ini, sementara pada saat yang bersamaan kepentingan-kepentingan pribadi yang terpusat harus ditantang dan kepentingan itu diselenggerakan dengan lebih akuntabel oleh pemerintah dan masyarakat.

“Dengan 17 sasaran dan 169 target, janji ini sangat rumit,” kata Byanyima. “Tak meninggalkan seorang pun di belakang, kita harus mengerti banyak halangan yang dihadapi orang-orang dari masalah ketidaksetaraan ekonomi dan gender sampai bagaimana masyarakat yang sangat rentan dan sangat terdampak oleh perubahan iklim. Sasaran itu bisa dicapai tetapi bukan dengan cara seperti biasa. Pemerintah–miskin dan kaya– harus menentang kepentingan yang hanya akan mempertahankan status quo pada pembiayaan orang dan planet ini,” kata Byanyima.

Untuk bisa memenuhi pergantian kekuatan ini Oxfam mengatakan, aturan pendanaan nasional dan internasional harus diubah, termasuk melarang penghindaran pajak oleh perusahaan multinasional dan diawasi oleh pemerintah untuk meyakinkan kaum kaya berkontribusi lebih setara dengan masyarakat lainnya. Sebagai tambahan kesepakatan di pembicaraan iklim di Paris yang ditujukan kepada masyarakat sipil harus menegaskan upaya menghapus kelaparan.

“Tentu kita bisa menjadi generasi pertama untuk memerangi kemiskinan ekstrem, dan kelaparan tetapi kita menjadi generasi terakhir yang merasakan penderitaan akibat perubahan iklim. Kita semua bertanggung jawab untuk mewujudkannya. Pemimpin politik kita telah menetapkan sasaran. Ada tanggung jawab bersama di sana sekarang untuk bisa mencapainya,” pungkas Byanyima. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.