Muhammad Nasrul: Lewat “Cahaya Desa” Mengentaskan Kemiskinan Nelayan

Muhammad Nasrul menunjukkan produk perikanan dan kelautan olahan produksi usaha "Cahaya Desa" (dok. pemilihan duta petani muda)
Muhammad Nasrul menunjukkan produk perikanan dan kelautan olahan produksi usaha “Cahaya Desa” (dok. pemilihan duta petani muda)

Jakarta, Villagerspost.com – Lahir di perkampunga nelayan di Desa Pitue, Kecamatan Marang, Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan, Muhammad Nasrul sejak kecil memang mengakrabi potret kemiskinan masyarakat nelayan. Karena itulah Nasrul kemudian bertekad untuk mengentaskan kemiskinan kaum nelayan.

Lelaki kelahiran 29 Juni 1993 itu, pun kemudian mendirikan usaha pengolahan dan perdagangan pangan produk perikanan dengan nama usaha Cahaya Desa pada tahun 2013 lalu. Lewat “Cahaya Desa” Nasrul berupaya mengentaskan kemiskinan nelayan dengan cara memproduksi produk olahan hasil perikanan dan kelautan.

“Saya punya visi untuk menjadi pelopor pemberdayaan ekonomi pesisir dan pulau dalam mengolah sumber daya alam perikanan kelautaan dan perdagangan pangan produk perikanan,” katanya.

Dengan usahanya ini, produk nelayan pun bisa memiliki nilai tambah. Selain itu, usaha pengolahan hasil perikanan itu juga bisa menjadi mata pencaharian masyarakat dalam rangka peningkatkan taraf hidup dan perekonomian saat ini dan selanjutnya. “Saya juga ingin berperan aktif dalam membuka lapangan pekerjaan yang lebih luas dalam mendukung penentasan kemiskinan masyarakat,” katanya.

Dengan mendirikan Cahaya Desa, Nasrul juga berharap bisa menjadi motivator dan memberi dorongan kepada pemuda dan masyarakat pesisir yang lain untuk berwirausaha dan menjadi petan. Dia ingin menjadikan Cahaya Desa sebagai pusat pengolah, pengumpul dan pemasar atau perdagangan produk hasil perikanan kelautan di Sulawesi Selatan.

“Ini akan menjadi menjadi wadah masyarakat luas untuk belajar berwirausaha terkhusus produk hasil perikanan dan kelautan, juga membangun kader–kader kepeloporan yang berkesinambungan,” ujar Nasrul.

Meski begitu, bukan perkara mudah bagi Nasrul untuk mewujudkan mimpi yang sudah dia rajut selama tiga tahun belakangan ini. “Kendala awal yang terjadi pada saat mengembangkan usaha pengolahan dan perdagangan produk perikanan yaitu banyak warga sekitar yang pesimis, apalagi saya menggerakkan perempuan pesisir dan pulau,” kata Nasrul.

Beberapa suami dari perempuan nelayan tidak mendukung istri mereka dalam kegiatan ekonomi yang baru saja dirintis Nasrul, karena dianggap pekerjaan yang tidak ada hasilnya. “Namun karena saya punya tekad kuat mengembangkan sumber daya desa melalui usaha produktif masyarakat maka saya terus berjuang untuk membangun usaha yang lebih baik dengan membuktikan kepada mereka bahwa usaha yang digeluti akan menuai hasil yang lebih baik,” tegasnya.

Bersyukur dengan keteguhan hatinya, bisnis Cahaya Desa mulai berkembang dan bisa “menyinari” perekonomian di desanya. Melihat itu, beberapa perempuan ikut tertarik bahkan suami–suami semakin memberikan dorongan untuk ikut kegiatan ekonomi produktif karena dianggap dapat meningkatkan ekonomi keluarg.

“Bahkan saya mendapat beberapa undangan dari lintas kecamatan bahkan lintas kabupaten diberikan pelatihan ekonomi produktif masyarakat dan saya memberikan secara gratis dan untuk para pelaku usaha,” kata Nasrul bangga.

Karena itu pula, Nasrul kemudian termotivasi untuk mengikuti pemilihan Duta Petani Muda 2016. “Saya ingin mengembangakan pengetahuan serta ingin menjaling silaturahmi dengan para petani muda di Indonesia serta ingin lebih meningkatkan kapasitas diri saya selaku petani muda Indonesia,” pungkasnya.

Ikuti informasi terkait petani muda >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.