Musim Hujan akan Tiba, Oxfam Berikan Bantuan Bibit ke Petani Nepal
|
Jakarta, Villagerspost.com – Sebulan telah berlalu setelah gempa bumi pertama menghantam Nepal. Oxfam dan para pemandu pegunungan serta pembawa barang bekerja untuk mengirimkan alat-alat pertolongan ke wilayah paling pelosok di Nepal, sebelum musim penghujan datang melanda negara itu.
Para pemandu pegunungan dan pembawa barang membantu tim Oxfam mengirimkan barang-barang bantuan ke wilayah distrik Gorkha, salah satu wilayah yang paling parah terhantam gempa. Di sana sekitar 90% tempat tinggal hancur dan masyarakat terisolir oleh tanah longsor.
Pada Minggu (17/5) lalu, tim pertama dari para pemandu pegunungan dan pembawa barang memulai perjalanan dari wilayah Barpak yang juga hancur yang merupakan pusat alias episentrum gempa pertama, dan berjalan selama empat jam untuk mencapai wilayah Laprak, sebuah dusun di ketinggian 2700 meter di atas permukaan laut. Mereka membawa terpal dan alat kebersihan seberat 2,5 ton untuk menolong para pengungsi. Oxfam saat ini juga berencana menjangkau wilayah terisolir lainnya secepat mungkin karena musim penghujan bisa tiba kapan pun dalam empat minggu kedepan.
Kepala Respons Gempa Nepal Oxfam Orla Murphy mengatakan, Oxfam telah meminta para pemandu pegunungan paling berpengalaman dan berpengetahuan luas soal pegunungan di Nepal untuk memastikan bantuan dapat dikirim kepada yang sangat membutuhkan. “Tak hanya karena ini merupakan cara paling efektif untuk mengirimkan bantuan, cara ini juga menyediakan pekerjaan bagi para pembawa barang yang kesulitan mendapatkan pekerjaan pasca gempa,” kata Murphy dalam surat elektronik yang diterima Villagerspost.com, Senin (25/5).
“Kami harus melakukan segalanya yang bisa kita lakukan untuk memberikan masyarakat bantuan yang mereka butuhkan sebelum musim hujan datang. Tak ada waktu untuk dibuang,” ujarnya.
Dengan Nepal akan menerima 80 persen dari hujan tahunan selama tiga bulan musim penghujan, prioritas terutama bagi Oxfam adalah memastikan penduduk mendapatkan tempat tinggal yang aman. “Kami juga mendistribusikan bibit padi ke petani yang ingin menanam tanaman baru sebelum musim hujan dimulai,” kata Murphy.
Dua dari tiga orang Nepal menggantungkan hidup pada pertanian skala kecil untuk hidup. Kebanyakan mereka telah kehilangan orang yang mereka cintai saat terjadi gempa, tetapi juga rumah, cadangan tanaman dan bibit mereka. “Jika kita tidak bertindak secepatnya, mereka berisiko kehilangan panen mereka tahun depan dan akan semakin tergantung pada bantuan,” tegas Murphy.
“Kita perlu untuk terus menyediakan bantuan segera bagi penduduk dan pada saat yang sama mulai menyokong mereka untuk melakukan pemulihan jangka panjang. Penduduk harus mampu membangun kembali kehidupan mereka,” ujar Murphy.
Dalam bulan terakhir, dua gempa besar dan lebih dari 100 guncangan susulan telah menghancurkan Nepal, menewaskan 8.600 orang dan jutaan lainya terdampak akibat gempa. Sejauh ini, Oxfam telah menjangkau 150.000 penduduk di 7 tempat yang paling terdampak buruk oleh gempa, menyediakan air bersih, tempat tinggal sementara dan makanan.
“Terimakasih kepada para mitra kami di Nepal, kami mampu mengirimkan bantuan kepada penduduk sesegera mungkin setelah gempa pertama. Kami tidak berhenti setelah itu, meskipun gempa kedua terjadi dan serangkaian gempa susulan yang kuat,” tegas Murphy.
Oxfam juga mengirimkan bantuan air bersih kepada 30.000 lebih penduduk di Lembah Kathmandu dan mendistribusikan terpal yang memadai bagi 50.000 pendudukan disekitar wilayah Gorkha, Dhading, Nuwakot dan Sindhupalchok. Di Nuwakot, Oxfam juga mengirimkan keranjang makanan berisi beras, kacang-kacangan dan ransum minyak untuk dua minggu bagi 25.000 penduduk.
Oxfam bermaksud menjangkau lebih dari 400.000 penduduk saat musim hujan tiba. Dalam tiga tahun kedepan, Oxfam merencanakan untuk mengirim bantuan senilai US$56 juta dan program pemulihan Nepal. Sejauh ini telah tercapai sebesar US$40 juta yang kebanyakan berasal dari para dermawan di seluruh dunia. (*)