Negara Kaya Dituntut Tingkatkan Investasi Pendanaan Adaptasi Perubahan Iklim

Tanggul yang dibangun masyarakat untuk mengendalikan banjir (dok. oxfam)
Masyarakat Desa Pajinian NTT membuat tanggul untuk mengendalikan banjir sebagai bentuk adaptasi perubahan iklim (dok. oxfam)

Jakarta, Villagerspost.com – Peluang kesuksesan negosiasi iklim di Paris akan sangat tergantung pada kemampuan negara-negara kaya untuk memegang teguh komitmen mereka, khususnya janji yang dibuat di Kopenhagen, Denmark, untuk bersama-sama menyediakan dana sebesar US$100 miliar per tahun untuk pendanaan iklim. Oxfam, lembaga kemanusiaan internasional mendesak dilakukannya aksi yang lebih nyata untuk mendorong penyediaan dana bagi negara berkembang untuk beradaptasi dengan iklim yang mengalami perubahan, saat para pemimpin dunia dan para menteri menuju New York untuk menghadiri pertemuan tingkat tinggi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang perubahan iklim.

Oxfam memperkirakan, saat ini kurang dari US$20 miliar per tahun pendanaan publik mengalir ke negara-negara berkembang untuk perubahan iklim. Ini berarti ada kekurangan sebesar US$80 yang masih harus ditutupi pada 2020 mendatang. Perancis selaku pimpinan pertemuan para pihak tentang perubahan iklim (COP) ke-21 menargetkan untuk mencapai kemajuan dalam isu ini sebelum pertemuan Paris dan pemimpin negara G7 bulan ini mengkonfirmasi kembali komitmen mereka untuk mencapai tujuan itu.

“Jika negara kaya dapat menunjukkan mereka membuat kemajuan yang baik dalam mencapai janji (pendanaan iklim) sebesar US$100 miliar, tentu akan membangun landasan kepercayaan untuk pembicaraan di Paris,” kata Penasihat Iklim Oxfam Internasional Tim Gore dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Sabtu (4/7).

Tim mengatakan, tipuan-tipuan akuntansi tidak akan bisa menghentikannya. “Kita perlu melihat pendanaan nyata meningkat di atas level saat ini. Kanselir Jerman (Angela) Merkel telah menunjukkan caranya dengan berkomitmen menggandakan pendanaan iklim publik Jerman pada 2020 dan sekarang yang lainnya harus mengikuti cara itu,” ujar Gore.

Oxfam memperkirakan hanya sekitar US$2,5-4,5 miliar dari investasi saat ini (kurang dari 20 persen) yang dikucurkan untuk upaya adaptasi, yang secara konsisten diterima, hanya sebagain kecil dari aliran pendanaan iklim. Prakiraan biaya adaptasi iklim yang dibuat UNEP (United Nations Environment Programme) menegaskan setidaknya sejumlah US$50 miliar per tahun akan dibutuhkan pada tahun 2030 hanya di negara-negara miskin (least developed country–LDC) dan sekitar US$150 juta untuk seluruh negara berkembang.

Oxfam juga memperkirakan, negara-negara di sub-Sahara Afrika secara kolektif akan membelanjakan sekitar US$5 miliar per tahun dari pendanaan mereka sendiri untuk beradaptasi dengan perubahan iklim. Angka ini jauh dari yang mereka terima dari sumber-sumber pendanaan internasional untuk pendanaan iklim.

Ini termasuk Tanzania yang membelanjakan kira-kira tiga kali lebih besar untuk adaptasi setiap tahun dari yang mereka terima selama tiga tahun dari skema yang disebut “Pendanaan Awal Cepat” setelah pertemuan iklim di Kopenhagen dari 2010-2012. Atau Ethiopia yang membelanjakan sekitar dua kali yang diterima negara itu sepanjang periode tiga tahun yang sama.

“Negara berkembang tidak hanya menunggu pembagian, mereka telah menginvestasikan jumlah yang signifikan dari sedikit sumber dana mereka sendiri dalam beradaptasi untuk perubahan iklim, tetapi mereka membutuhkan bantuan internasional untuk membantu mereka memenuhi kebutuhan yang terus meningkat,” lanjut Gore.

“Ini saatnya bagi negara-negara yang telah menyebabkan terjadinya krisis perubahan iklim untuk membantu mereka yang menerima akibatnya,” tegas Gore.

Menuju Paris, pemimpin negara-negara kaya harus membuat komitmen yang jelas tentang bagaimana untuk menutup celah pendanaan di 2020. Banyak negara berkembang menegaskan, bahwa kebanyakan dari dana sebesar US$100 miliar itu harus disediakan oleh negara-negara kaya dari anggaran publik mereka dengan sedikit bagian digerakkan dari sektor swasta.

baru-baru ini Kanselir Jerman Angela Merkel menunjukkan komitmen untuk menggandakan pendanaan iklim publik Jerman di 2020. Oxfam mengingatkan peningkatan tersebut jangan hanya datang dari aksi-aksi iklim umumnya ke dalam pembelanjaan bantuan saat ini, tetapi keseluruhan level pendanaan publik harus ditingkatkan untuk memenuhi ongkos tambahan perubahan iklim.

“Kami memerlukan peta jalan yang kredibel untuk mencapai pendanaan sebesar US$100 miliar yang benar-benar bisa meningkatkan dukungan untuk adaptasi jangan hanya menaruh label bau pada botol lama,” kata Gore.

“Perubahan iklim menambah pembiayaan baru dalam upaya memerangi kemiskinan tetapi menginvestasikan untuk adaptasi perubahan iklim hari ini adalah cara paling cerdas untuk bertahan dari biaya gangguan iklim hari esok,” pungkas Gore.

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.