Nelayan Bunaken Gelar Lokakarya Sosialisasi PAAP

Para nelayan Bunaken, serius mengikuti pemaparan materi PAAP (dok. villagerspost.com/eko handoyo)
Para nelayan Bunaken, serius mengikuti pemaparan materi PAAP (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Bunaken, Villagerspost.com – Di penghujung tahun 2016, kelompok nelayan inovator program PAAP Poopoh Taman Nasional Bunaken Cahaya Trans menggelar Lokakarya Pengelolaan Akses Area Perikanan (PAAP). Lokakarya ini digelar sebagai tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman kontrak kerja pada tanggal 8 November 2016 lalu di Balai Taman Nasional Bunaken.

Dalam kesempatan itu, Pokja Cahaya Trans berkomitmen untuk menyebarluaskan informasi PAAP kepada para nelayan desa lainnya di penyangga Taman Nasional Bunaken bagian selatan. Sekretaris kelompok Cahaya Trans Arif Tinungki mengatakan, setelah mendapatkan kontrak kerja dari Balai Taman Nasional Bunaken dan pelatihan Pembuatan Bakso ikan beberapa waktu lalu, kelompoknya segera menyusun agenda sosialisasi PAAP.

“Kami menyusun agenda untuk mensosialisasikan PAAP Poopoh kepada seluruh nelayan, kelompok-kelompok nelayan, pemerintah setempat. Dalam kesempatan ini pula kami menunjukan lokasi PAAP melalui peta dan tanda batas kawasan larang ambil yang sudah terpasang tanda batas,” kata Arif kepada Villagerspost.com, Sabtu (17/12).

Sambutan dari kepala desa Poopoh di acara lokakarya PAAP (dok. villagerspost.com/eko handoyo)
Sambutan dari kepala desa Poopoh di acara lokakarya PAAP (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Mengingat pelaksanaan berada di daseng (markas) kelompok Cahaya Trans, kata Arif, maka peserta dapat dengan mudah mengenali lokasi PAAP dan KLA karena daseng kita langsung bersebelahan dengan lokasi PAAP. Masih menurut Arif Tinungki, dalam lokakarya ini, pihaknya menyampaikan pentingnya pencatatan ikan untuk memonitor kesehatan dan pertumbuhan ikan karang.

“Sampai sejauh ini tangkapan ikan nelayan di perairan Poopoh memiliki ukuran yang kecil, jikalaupun terdapat ukuran ikan besar merupakan ikan cakalang yang tidak hidup di-nyare (terumbu), saat nelayan mendapatkan ikan tangkapan kecil kawan-kawan nelayan menurunkan ukuran mata jaring dan pancing maka semakin kecil pula ikan yang di dapat padahal tidak mempunyai nilai jika dijual,” kata Arif menyayangkan.

“Ikan yang berukuran kecil itu, jikapun dimasak, tak memberikan apa-apa kecuali hanya tulang saja jadi dimana gizi dan kelezatannya?” sambungnya.

Para nelayan serius menyusun draft kesepakatan lokasi, luas, dan batas KLA di PAAP (dok. villagerspost.com/eko handoyo)
Para nelayan serius menyusun draft kesepakatan lokasi, luas, dan batas KLA di PAAP (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Untuk itu dalam lokakarya PAAP Poopoh yang digagas oleh kelompokn Cahaya Trans itu juga mengenalkan alat tangkap yang diperbolehkan di PAAP beserta ukurannya. “Apapun yang kita lakukan untuk membuat ikan tetap ada,” kata Arif.

Para peserta lokakarya adalah para nelayan dari Desa Poopoh, Desa Teling, Desa Kumu, dan Desa Pinasungkuan yang merupakan desa penyangga di kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa. Desa-desa nelayan itu merupakan pengakses langsung sumber daya perikanan di Taman Nasional Bunaken.

Berce Toli sang nahkoda kelompok Cahaya Trans mengaku sangat senang dengan pencapaian kelompok sejak menjalankan program PAAP. “Sejauh ini kami dianggap sebelah mata oleh semua pihak, akan tetapi kami berupaya untuk mencapai kemandirian dalam pengelolaan perikanan,” kata Berce.

“Bagaimana kami bisa menghidupi keluarga jika ikan tidak ada harga? Semoga para pihak baik dari kawan-kawan nelayan lebih aktif terlibat dalam kegiatan berikutnya sehingga ada perhatian dari pemerintah,” kata Berce berharap.

Acara Lokakarya PAAP Poopoh dibuka oleh Hukum Tua (Kepala Desa) Poopoh Larry Tering. Larry berharap kelompok Cahaya Trans dapat menjadi contoh kelompok perikanan yang mandiri dan selalu berinovasi. “Saya harap kelompok ini dapat menularkan semangat berkelompok pada nelayan lainnya,” tegas Larry.

Ikuti informasi terkait nelayan Bunaken >> di sini <<

Laporan/Foto: Eko Handoyo, Manajer Kampanye Pride Bogor 6 di Balai Taman Nasional Bunaken

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.