Orangutan Kalimantan di Ambang Punah

Orangutan Kalimantan (dok. wwf)
Orangutan Kalimantan (dok. wwf)

Jakarta, Villagerspost.com – International Union for Conservation Nature (IUCN) pekan lalu memasukkan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dalam daftar spesies sangat terancam punah (critically endangered), setelah sebelumnya berada di daftar endangered (terancam punah). Naiknya status konservasi orangutan ke tingkat kritis ini disebabkan semakin menurunnya populasi orangutan di alam liar selama beberapa dekade belakangan.

Populasi orangutan Kalimantan menyusut hingga 50% dalam 60 tahun terakhir. Penyebab utamanya adalah hilangnya dan degradasi habitat, serta perburuan terhadap orangutan baik di Indonesia dan Malaysia.

Direktur Konservasi WWF Indonesia Arnold Sitompul mengatakan, hal ini merupakan pengingat bagi kita bahwa perlindungan dan restorasi habitat orangutan Kalimantan merupakan sebuah keharusan. “Juga harus dipastikan konektivitas antar habitat orangutan sehingga dapat menjamin keberlanjutan setiap populasi yang ada. Program konservasi kami menunjukkan populasi orangutan dapat di pertahankan di area konsesi penebangan jika dikelola dengan cara yang berkelanjutan,” ujarnya, dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Jumat (15/7).

(Baca juga: Kebakaran Hutan Gunung Palung Ancam Habitat Orangutan)

Menurut Arnold, pendekatan ini seharusnya diterapkan dalam lanskap yang lebih besar sehingga meningkatkan potensi dan kesempatan untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan. Di Kalimantan, orangutan kebanyakan hidup di luar kawasan yang dilindungi termasuk di dalamnya wilayah industri kayu yang praktiknya belum berkelanjutan, konsesi tambang dan perkebunan menyebabkan habitat mereka menjadi terfragmentasi.

Kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir juga berkontribusi terhadap menurunnya tutupan hutan menyebabkan ancaman perburuan semakin besar sejalan dengan bertambahnya konflik orangutan dengan penduduk karena hilangnya habitat mereka. Guna terus menjaga stabilitas populasi dan berlanjutnya keberadaan orangutan Kalimantan, perlu diperkuat upaya dalam memperluas kawasan yang  dilindungi dan menjamin pengelolaan yang lestari bagi habitat mereka.

Menurut Arnold, upaya konservasi WWF di Indonesia dan Malaysia selama ini menunjukkan bahwa usaha untuk menjaga keberlangsungan populasi orangutan Kalimantan dapat dicapai melalui kemitraan yang kuat antara pemerintah, lembaga konservasi, peneliti dan sektor bisnis. Kemajuan yang signifikan dapat dilihat di beberapa kawasan yang dilindungi dan kawasan pengelolaan hutan seperti dalam kawasan konservasi Danum Valley-Imbak Canyon-Maliau Basin, Suaka Margasatwa Tabin, Taman Nasional (TN) Batang Ai, Suaka Margasatwa Lanjak Entimau dan Taman Nasional Ulu Sebuyau-Sedilu-Gunung Lesong di Sabah dan Sarawak, Malaysia.

Sementara di Kalimantan juga dilakukan di TN Danau Sentarum, TN Betung Kerihun dan TN Sebangau. “Sementara kawasan pengelolaan hutan lainnya didorong untuk mengintegrasikan konservasi spesies termasuk orangutan sebagai bagian dalam langkah untuk mencapai standar atau sertifikasi seperti Forest Stewardship Council (FSC),” ujar Arnold.

Direktur Eksekutif dan CEO WWF Malaysia Dato Dionysius Sharma mengatakan, strategi konservasi orangutan harus meliputi pemantauan populasi orangutan dan advokasi, agar semakin banyak habitat orangutan dijadikan sebagai kawasan yang dilindungi seperti di Sabah.

“Kami bekerja sama dengan Departemen Kehutanan Sabah merestorasi habitat orangutan yang terdegradasi seperti Kawasan Lindung Bukit Piton yang diberi status dilindung sejak tahun 2012 sebagai bagian dari kegiatan penelitian dan advokasi WWF Malaysia,” ujar Sharma.

Semenjak restorasi dilakukan pada tahun 2008, WWF Malaysia telah merestorasi 2.099 hektare habitat orangutan di Bukit Piton dan teramati bahwa orangutan telah memanfaatkan pohon-pohon tersebut tiga tahun setelah ditanam. Selain Bukit Piton, dua habitat orangutan lainnya juga telah dinyatakan sebagai kawasan yang dilindungi oleh Departemen Kehutanan Sabah yaitu Northern Gunung Rara pada tahun 2014 dan Trusan Sugut pada tahun 2015.

Orangutan memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan ekosistem hutan. Mereka tidak hanya berlaku sebagai penyebar benih tetapi juga dengan membuat sarang di pepohonan, orangutan membuka celah agar sinar matahari dapat masuk melewati hutan tropis yang lebat. (*)

Ikuti informasi terkait orangutan >> di sini <<

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.