Panen Belum Optimal, Jokowi Minta Petambak Udang Muara Gembong Tak Buru-Buru Perluas Usaha

Produk udang vaname Indonesia (dok. kkp.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Panen raya udang vaname di Desa Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi, Jawa Barat, yang berlangsung hari ini, Rabu (30/1) dinilai belum optimal. Panen perdana sempat gagal, panen kedua hanya mencapai 2 ton dari kapasitas lima ton per hektare, dan pada panen ketiga kali ini baru diharapkan hasilnya bisa mencapai 5 ton.

Karena panen udang yang belum optimal itulah, Presiden Joko Widodo meminta agar para petambak udang vaname Muara Gembong, tidak terburu-buruh memperluas usahanya. Petani, kata Jokowi, harus belajar dari kegagalan panen saat tebar benih perdana pada 2017 lalu, dan belum maksimalnya panen kedua.

“Dulu perkiraan kita di Februari (2018) bisa panen, ternyata gagal. Nanti tanya ke petaninya. Gagal. Diulang lagi yang kedua, berhasil tapi baru 50 persen,” kata Jokowi, di acara panen raya tersebut.

Jokowi menegaskan, kegagalan dan kemudian berhasil panen 50 persen itu merupakan proses pembelajaran untuk para petani, yang memang memerlukan proses seperti ini. “Yang kedua hanya dapat dua ton. Yang ketiga ini diperkirakan nanti akan dapat kira-kira lima ton, ini sudah pada posisi yang normal. Ini kita harapkan. Kalau nanti ini sudah benar, karena memelihara udang vaname juga tidak mudah, lingkungan, suhu, kemudian oksigen, semua,” ujarnya,

Kegagalan pertama panen udang vaname, oleh Jokowi masih dimaklumi karena ada serangan virus yang masih belum bisa diantisipasi petambak. Namun untuk saat ini petambak sudah bisa memprediksi kapan serangan virus akan terjadi, kapan tidak terjadi.

Sebelumnya, pemerintah melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat Perhutanan Sosial di Muara Gembong. Lewat program itu, pemerintah memberikan lahan tambak kepada masyarakat sejumlah 80 hektare.

Dari jumlah tersebut, yang dicoba untuk budi daya udang vaname baru 10 hektare. Jokowi mengatakan, pemerintah memang tidak ingin tergesa-gesa karena masih belum dapat format yang betul, sementara di sisi lain ini menyangkut modal yang besar, menyangkut petani yang juga pinjam ke bank.

“Hati-hati, kita tidak boleh membiarkan petani rugi kemudian semuanya kapok enggak berani memelihara udang. Karena ini permintaan udang vaname ini gede sekali, untuk ekspor terutama,” ujarnya.

Jokowi menambahkan, permintaan udang untuk ekspor ke luar negeri sangat besar. “Bahkan hampir semua negara minta,” tegasnya.

Mengenai modal yang diperlukan dalam pembudi dayaan udang vaname, Jokowi mengakui, cukup besar. Untuk satu hektare, modal yang diperlukan kurang lebih mencapai Rp180 jutaan. Namun, jika maksimal, hasil panennya pun besar, mencapai kira-kira Rp310 juta-Rp320 juta. “Artinya ada margin keuntungan sekali panen itu Rp120 jutaan kurang lebih. Ini kan duit gede banget,” kata Jokowi.

Namun dia mengingatkan, untuk mencapai hal itu memerlukan proses kegagalan tadi. “Tapi kalau orang sudah belajar dari proses kegagalan, itu yang paling penting,” pungkas Jokowi.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.