Pasca B20, Saatnya Pemerintah Genjot Kinerja Sektor Tanaman Pangan

Ilustrasi produk biodiesel Indonesia (dok. bantenprov.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan, setelah menargetkan penerapan program Biodiesel 20 persen (B20) di dalam negeri untuk menekan defisit sektor minyak dan gas (Migas), pemerintah patut pula memberi perhatian ekstra pada upaya meningkatkan kinerja sektor tanaman pangan. Hal itu penting mengingat nilai impor dari sektor tersebut cenderung meningkat dari waktu ke waktu.

“Nilai impor migas dan impor bahan pangan cukup signifikan memengaruhi defisit neraca perdagangan. Keduanya adalah persoalan lama yang tidak bisa dihindari,” kata pria yang akrab disapa Bamsoet ini, dalam siaran persnya, Senin (17/9).

Langkah impor secara regular, kata dia, harus dilakukan untuk memenuhi permintaan di pasar dalam negeri lantaran produksi dalam negeri tidak mencukupi. Bamsoet memaparkan,total kebutuhan BBM dalam negeri sebesar 1,3 juta barel per hari, sementara produksi lokal hanya mampu menyediakan 680 ribu barel per hari.

Sisanya, sebanyak 370 ribu barel per hari harus impor. “Akibatnya, pada kuartal pertama 2018, sektor migas defisit 2,61 miliar dolar Amerika Serikat (AS), dan pada kuartal kedua 2018 defisit lagi 2,31 miliar dolar AS,” papar Bamsoet.

Bamsoet mengatakan, pertumbuhan impor barang konsumsi atau bahan pangan pun tidak kalah cepat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai impor barang konsumsi periode Januari hingga Juni 2018 tercatat 8,18 miliar dolar AS, atau naik 21,64 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Volume impor beras, gula, biji gandum dan meslin serta garam terbilang cukup besar.

Politikus Partai Golkar itu menilai, ketetapan pemerintah menerapkan B20 di dalam negeri akan berdampak pada penghematan devisa. Setidaknya volume impor migas bisa diperkecil pada waktunya nanti. Namun Bamsoet berharap ada upaya ekstra dari pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak di dalam negeri.

“Setelah inisiatif B20 itu, sudah waktunya pula pemerintah bersungguh-sungguh mengupayakan peningkatkan kinerja sektor tanaman pangan. Tentu saja tujuannya adalah untuk mereduksi volume impor bahan pangan,” tegasnya.

Bamsoet mengatakan, masih ada potensi cukup besar untuk meningkatkan produksi beras. Begitu pula dengan tanaman tebu sebagai bahan baku gula. Sejumlah pabrik gula di dalam negeri pun harus segera direvitalisasi. Ia juga meminta pemerintah agar bisa memobilisasi sumber daya di dalam negeri untuk meningkatkan produksi garam.

Untuk itu, Bamsoet akan mendorong pemerintah untuk memberi perhatian khusus pada upaya peningkatkan kinerja sektor tanaman pangan itu. “Persoalan lama ini harus segera ditangani dengan perencanaan yang matang dan komprehensif. Sangat disayangkan jika potensi di dalam negeri tidak dimaksimalkan,” pungkasnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.