Pekerja Sosial Harus Hadir Dalam Kondisi Pandemi

Ilustrasi peran pekerja sosial di masa pandemi (dok. ipspi)

Jakarta, Villagerspost.com – Sekretaris Jenderal Konsorsium Pekerjaan Sosial Indonesia (KPSI) Dra.Miryam S.V. Nainggolan, MSW., Psikolog menegaskan, pekerja sosial harus hadir dalam kondisi pandemi. Pekerja sosial di masa pandemi memiliki peran penting khususnya dalam memberikan berbagai dukungan sosial-psikologis, kepada masyarakat maupun pemerintah dalam menghadapi pandemi.

Karenanya, bersama Ikatan Pekerja Sosial Profesional Indonesia (IPSPI), Miryam menyusun ‘Panduan Praktik Pekerjaan Sosial dalam Pandemik Covid-19 dan langkah-langkahnya’. Tujuannya adalah memberikan panduan praktik pekerjaan sosial dalam kondisi pandemik Covid-19.

“Selain itu juga bekerjasama dalam gugus tugas lintas profesi untuk dukungan psikososial, yaitu dengan profesi psikiater dan psikolog,” kata Miriam, dalam sesi online sharing ‘Alumni Berbagi’ yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Psikologi Unpad dan Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran, Minggu (18/10).

KSPI bersama IPSPI juga membuat program layanan dukungan psikososial, dengan persiapan mulai dari rekrutmen tenaga pekerja sosial yang sudah memiliki pengalaman dalam layanan psikososial, menyiapkan kerangka konsep dan alur layanan serta berbagai instrumen pendukung dan memberikan pelatihan serta hal teknis agar program bisa dilaksanakan.

Layanan yang diberikan mulai dari memberikan psikoedukasi bagi masyarakat yang memiliki risiko rendah terpapar Covid-19, memberikan layanan hotline psikososial, serta layanan konseling online. “Dan bagi mereka yang mengalami masalah psikologis karena pandemi, memberikan rujukan kepada psikolog dan psikiater untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut,” tegasnya.

Kelompok target dari layanan dukungan psikososial ini adalah tenaga kesehatan di garda depan, para pekerja sosial yang bekerja dalam kondisi pandemik dan masyarakat secara umum. Pada bulan Mei 2020, Kementerian Sosial juga mengajak KPSI dan IPSPI untuk bekerja sama dalam program Layanan Dukungan Psikososial (LDP). Layanan diberikan kepada masyarakat selama 24 jam yang dibagi dalam 3 shift kerja.

Peluncurannya dilakukan langsung oleh Menteri Sosial. Selain itu, psikoedukasi lewat webinar juga dilakukan di tingkat ASEAN, dimana pekerja sosial dari beberapa negara di ASEAN saling berbagi terkait apa yang dilakukan di negaranya dalam menyikapi kondisi pandemi COVID-19.

Sebagai seorang psikolog dan juga pekerja sosial, Miryam menyatakan, dalam mengenali sumber-sumber sosial, termasuk relasi sosial, kita perlu memiliki bukan hanya kecerdasan kognitif, tapi juga kecerdasan emosional. “Ilmu tidak ada batasnya, semua masalah bertumpuk, karena itu sejak dulu saya sangat mendorong pendekatan multidisiplin, interdisipliner. Satu kata kuncinya, trust, keterbukaan dan mau bekerja sama,” papar Miryam menutup sesi kali ini

Laporan: Hesti Farida Al Bastari

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.