Pembudidaya Ikan Palestina Belajar Inseminasi Buatan ke Indonesia

Panen ikan nila mesir hasil budidaya (dok. kementerian pertanian)

Jakarta, Villagerspost.com – Para pembudidaya ikan asal Palestina menuntaskan masa belajar mereka di Indonesia untuk menguasai teknologi inseminasi buatan (IB). Pelatihan tersebut diberikan kepada sepuluh pembudidaya ikan Palestina. Pelatihan tersebut mengangkat tema “Sustainable Fish Farming Through The Adoption of Artificial Insemination Technolgy” ini dilaksanakan di BBIB Singosari Malang Jawa Timur dari tanggal 5 hingga 25 Februari 2019.

“Pelatihan IB pada ikan ini dilaksanakan di BBIB Singosari karena disini satu-satunya Balai Besar di Indonesia yang berhasil memproduksi semen beku pada ikan,” kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) I Ketut Diarmita.

Menurutnya meski secara tupoksi lebih ke peternakan, namun BBIB Singosari telah mampu memproduksi semen beku ikan yang selama ini berkolaborasi dengan Balai Benih Ikan Punten di Jawa Timur untuk menyelamatkan plasma nutfah ikan emas lokal. Selain itu, BBIB Singosari juga telah bekerjasama dengan Balai Budidaya Kerapu di Gondol Provinsi Bali dan asosiasi ikan hias untuk memproduksi semen beku jenis ikan lainnya.

Lebih lanjut Ketut menyampaikan apresiasi kepada pihak JICA yang telah memberikan dukungan pendanaan dalam kegiatan training ini, serta kepada BBIB Singosari yang sudah memberikan pelatihan secara komprehensif. “Para peserta kita harapkan dapat mengaplikasikan IB di negaranya. Kami sangat siap bekerjasama dengan Palestina,” kata Ketut.

Pada kesempatan tersebut, Ketut juga menyampaikan bahwa keberhasilan teknologi IB di Indonesia terbukti dengan tercapainya swasembada semen beku pada tahun 2012, kemudian di tahun 2013, Indonesia telah berhasil mencapai swasembada Bull (pejantan unggul). “Indonesia juga memiliki teknologi sexing semen beku yang dapat menentukan jenis kelamin kelahiran ternak sesuai dengan kebutuhan peternak”, ungkap Ketut.

Lebih lanjut Ketut jelaskan, sejak tahun 2005 Indonesia telah mampu melakukan ekspor semen beku ke beberapa negara seperti Malaysia, Kamboja, Myanmar, Timor Leste and Kyrgyzstan, Madagaskar dan Afganistan.

Terkait dengan pengalaman melatih peserta dari negara mitra, Ketut mengatakan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis Ditjen PKH telah diakui dan dipercaya oleh organisasi Internasional untuk menyelenggarakan training teknologi IB.

Ketut menyebutkan, sampai saat ini BBIB Singosari telah melatih peserta dari 22 negara selain Palestina, diantaranya Afganistan, Bangladesh, Filipina, Fiji, India, Kamboja, Kenya, Laos, Malaysia, Myanmar, Mongolia, Kyrgyztan, Kazakhstan, Papua Nugini, Sudan Thailand, Srilanka Timor Leste, Yaman, dan Zimbabwe.

Abdul Gafar salah satu peserta pelatihan dari Palestina menyampaikan, selama mengikuti pelatihan telah memperoleh transfer ilmu dan teknologi terkait pelaksanaan IB pada ikan. “Kami juga telah mengunjungi beberapa balai termasuk balai benih ikan di Jawa Timur, kami sangat senang dengan kemajuan Indonesia dalam penerapan teknologi serta penguatan kelembagaan, sehingga ini dapat diadopsi dan dikembangkan di negara kami”, ucapnya.

Angham Baniowda, salah satu perserta pelatihan lainnya juga berharap kedepan dapat mengikuti pelatihan terkait IB pada ikan mas. Teknologi IB telah berkembang dengan baik di Indonesia dan penggunaannya tidak hanya terbatas untuk meningkatkan populasi ternak, tetapi juga sebagai alat untuk peningkatan mutu genetik ternak.

Pelaksanaan teknologi IB memberikan banyak keuntungan bagi industri peternakan, selain memperbaiki kualitas genetik dan mencegah terjadinya in breeding, juga dapat mengurangi penularan penyakit reproduksi.

Perwakilan JICA, Dinur Krismasari menyampaikan, pihaknya sangat senang dapat berkolaborasi dengan pemerintah Indonesia untuk mengadakan pelatihan IB bagi peserta Palestina ini. “Kerjasama ini membuktikan bahwa Indonesia telah menunjukkan kemampuannya, baik pengetahuan maupun penguasaan teknologi untuk dibagi ke negara lainnya,” ungkapnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.