Pemerintah Daerah Diminta Cegah Konversi Lahan Pertanian Produktif
|
Jakarta, Villagerspost.com – Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementerian Pertanian Agung Hendriadi meminta agar kepala daerah bisa mengantisipasi terjadinya konversi lahan pertanian yang produktif. “Pemerintah daerah perlu menjaga terjadinya konversi lahan, sehingga lahan-lahan pertanian produktif tidak beralih fungsi,” kata Agung seusai mengunjungi lokasi pengembangan jagung hibrida di kabupaten Muaro Jambi, bersama-sama Anggota Komisi IV DPR, Kamis (26/10).
Dia mengatakan, alih fungsi lahan pasti terjadi, namun pemerintah harus bisa mengantisipasi melalui perluasan lahan dan menerbitkan Perda untuk menghindari terjadinya konversi lahan. Agung juga menngingatkan, untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat ketersediaan lahan pertanian sangat penting diperhatikan.
Dalam kesempatan kunjungan itu, rombongan Komisi IV DPR yang dipimpin Ketua Komisi IV Edhy Prabowo mengunjungi beberapa objek pertanian selama berada di provinsi Jambi. Lokasi yang dikunjungi antara lain pengembangan tanaman jagung hibrida di kabupaten Muaro Jambi. Dilokasi ini sedang digiatkan penanaman jagung hibrida.
Tahap pertama akan dilakukan penanaman pada areal seluas 600 hektare, dan saat ini sudah ditanam 120 hektare. Rinciannya, jagung Bima 20 ha dan URI sebagai pakan seluas 100 ha. Selain itu juga dikembangkan perbenihan jagung hibrida Nasa 29 seluas 2 ha, jagung hibrida JH27 seluas 2 ha, serta jagung komposit varietas Sukaraga 3 ha.
Kesemua varietas tersebut sangat adaptif dengan lahan sub optimal, dan juga lahan pasang surut, sehingga pengembangan jagung sangat prospektif, karena dilakukan pendampingan oleh BPTP Balitbangtan Jambi. Untuk memotivasi masyarakat menanam jagung, pada masa mendatang akan dibangun pabrik pengolahan jagung pakan dalam hal ini oleh PT Usaha Baru Bersama. Selain itu juga dilakukan kemitraan usaha seperti Inti Plasma.
Untuk memberikan nilai tambah dalam usaha jagung, akan dibangun peternakan pengemukan sapi dengan konsep “bio industri” sehingga brangkasan jagung bisa digunakan sebagai bahan pakan sapi, dan kotorannya dijadikan pupuk kandang, sehingga tidak ada yang terbuang (zero waste). Selain itu, akan dibangun lokasi perbenihan jagung unggul varietas willis Balitbangtan dengan fasilitas yang mendukung dilokasi seluas 70 ha.
“Adanya permintaan benih, perbaikan inprastruktur, kemudahan usaha kredit dan penyuluhan pada pertanaman dilahan gambut perlu dipenuhi pemerintah dengan menambah anggaran,” kata Agung.
Pada bagian lain Agung mengajak masyarakat untuk melaksanakan diversifikasi pangan dengan mengurangi konsumsi beras. “Kita perlu menurunkan konsumsi beras perkapita, karena konsumsi kita masih tinggi. Padahal negara lain seperti Thailand hanya 80 kg/kapita, sedangkan Indonesia masih 113 kg/Kapita,” jelas Agung. (*)