Pemerintah Ekspor Perdana Edamame ke Belanda Dengan Sertifikasi Elektronik
|
Jakarta, Villagerspost.com – Untuk mendorong ekspor dengan penggunaan sertifikat elektronik (e-Cert), pemerintah melalui Kementerian Pertanian melaksanakan ekspor perdana produk pertanian dengan menggunakan sertifikat tersebut. Komoditas yang diekspor dengan sertifikasi elektronik itu adalah edamame yang diproduksi oleh petani di Wonosobo, Temanggung dan Magelang, dengan tujuan Belanda.
Volumenya ekspor mencapai sebanyak 40 ton ari total permintaan 480 ton dengan nilai ekonomi Rp13,2 miliar. Sebelumnya, edamame asal propinsi Jawa Tengah ini telah diekspor ke negara Jepang, Lebanon, Amerika Serikat, India dan Singapore. Kini mendapat pasar baru ke Belanda.
“Semenjak diberlakukan di tahun 2015, penggunaan e-Cert baru dilakukan ke 3 negara yakni New Zealand, Australia dan Belanda dan tanggal 1 Juli 2019 kemarin ditambah dengan Vietnam yang bisa diterapkan di wilayah ASEAN,” kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil saat melepas ekspor perdana edamame ke Belanda melalui e-Cert, di Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Rabu (3/7).
Pada kesempatan tersebut, selain edamame, juga dilakukan ekspor komoditas lainnya yang total nilai Rp255,4 miliar, terdiri dari kelompok hortikultura berupa melati, daun cincau, daun pakis, sayuran beku sebanyak 202,3 ton. Kelompok tanaman pangan berupa kacang tanah, olahan ubi kayu, terigu dan ubi jalar berjumlah 178,5 ton.
Sementara kelompok perkebunan berupa kopi, gula merah, sapu lidi, teh dan vanili sejumlah 723, 3 ton dan kelompok produk peternakan berupa sarang burung walet dengan jumlah 1,4 ton. Untuk komoditas kehutanan dan perikanan asal Provinsi Jawa Tengah yang juga disertifikasi oleh Kementan melalui Karantina Pertanian Semarang sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor adalah kelompok kehutanan berupa kayu senilai Rp173,7 miliar dan kelompok perikanan berupa rumput laut senilai Rp0,569 miliar.
Ali Jamil menjelaskan selain melalui penggunaan e-Cert, akselerasi ekspor juga dilakukan dengan penggunaan aplikasi peta komoditas ekspor produk pertanian i-MACE (Indonesian Maps of Agricultural Commodities Export). Pemerintah daerah diarahkan untuk menggunakan aplikasi ini agar dapat memetakan sentra dan jenis komoditas unggulan dan negara tujuan ekspor.
“Ini tentunya sesuai dengan instruksi Pak Presiden Jokowi kepada para menteri kabinetnya, termasuk Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mendorong atau akselerasi ekspor komoditas pertanian,” tegasnya.
Lebih lanjut Ali Jamil mengatakan dalam kurun waktu 4,5 tahun terakhir sektor pertanian Indonesia mengalami perkembangan pesat. Hal itu dibuktikan dengan semakin meningkatnya jumlah ekspor komoditas pertanian dari tahun-tahun sebelumnya. Contohnya, nilai ekspor pertanian jauh meningkat dari 2013 lalu yang berada pada angka 33 juta ton. “Nilai ekspor pertanian kita saat ini meningkat jadi 43 juta ton. Naik sekitar 10 juta ton dari sebelumnya,” paparnya.
Selain itu, lanjutnya, angka inflasi di sektor pertanian juga mengalami penurunan drastis, yakni dari sekitar 10 an persen menjadi 1 persen lebih. Capaian itu menjadi angka inflasi terendah sepanjang sejarah.
Barantan, Kementan hingga kini telah membangun kerjasama pertukaran sertifikat elektronik dengan negara-negara mitra dagang. Penggunaan ini dimaksudkan untuk komunikasi langsung antar otoritas sebelum kedatangan komoditi. “Selain itu, untuk mengurangi penolakan komoditas dari negara mitra, mencegah pemalsuan dokumen, dan mempercepat proses quarantine clearance,” ujarnya.
Ali Jamil menambahkan seiring dengan perkembangan jaman, saat ini Kementan terus tingkatkan penggunaan teknologi informasi. Sebagai fasilitator perdagangan komoditas pertanian di pasar dunia maka penggunaan e-Cert perlu diperluas untuk menembus pasar.
“Aspek quaranty and traceability dari setiap sertifikat elektronik yang diterbitan karantina lebih cepat, murah, sehingga produk kita dapat memiliki daya saing di pasar dunia. Segera akan perluas penggunaan e-Cert kesemua negara mitra dagang kita,” tandasnya.
Editor: M. Agung Riyadi