Pemerintah Yakin Pembangunan Pertanian Berhasil

Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat meninjau persawahan di Indramayu. (dok. setkab.go.id)
Presiden Joko Widodo bersama Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat meninjau persawahan di Indramayu. (dok. setkab.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Presiden Joko Widodo mengatakan indikasi keberhasilan pembangunan pertanian itu saat ini sudah terlihat. Keyakinan Jokowi didasarkan pada hasil angka ramalan Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan produksi padi tahun 2015 diperkirakan akan mencapai sebanyak 74,99 juta ton.

Sebagai perbandingan, tahun lalu produksinya hanya mencapai 70 juta ton. Ini, menurut Presiden Jokowi, berarti ada kenaikan sebesar 4 juta ton atau sebesar 5,85 persen.

“Produksi ini mengindikasikan pasokan beras kita cukup dibandingkan tahun 2014. Demikian juga produksi jagung, kedelai dan pangan pokok lainya juga mengalami peningkatan. Kerja keras petani patut kita hargai dengan cara membeli produk dari petani kita,” kata Presiden Jokowi dalam sambutan tertulis yang dibacakan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman pada pembukaan acara “Rembug Paripurna Kelompok Kontak Tani Negara Andalan (KTNA) dan Expo 2015” di Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/11), seperti dikutip setkab.go.id.

Terkait tingginya angka produksi pertanian ini, Presiden Jokowi menginstruksikan Bulog agar menyerap secara maksimal produksi panen petani itu, terutama beras. Sebelumnya Presiden Jokowi mengatakan, dengan jumlah penduduk 250 juta jiwa, terbesar keempat di dunia, dan dengan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen, Indonesia membutuhkan pangan dalam jumlah yang besar untuk memenuhi kebutuhan warganya.

Karena itu, pemerintah mencanangkan agar swasembada pangan dapat dicapai dalam jumlah yang cepat dalam waktu tiga tahun. Sementara itu untuk komoditas pangan lainya dilakukan percepatan produksi secara nyata sehingga impor terkendali.

Untuk mencapai swasembada itu, Jokowi sudah memerintahkan Mentan Amran Sulaiman untuk menyelesaikan lima masalah utama. Pertama, soal irigasi yang rusak 52 persen di seluruh Indonesia. Kedua benih unggul terbatas. Ketiga, distribusi pupuk yang belum. Keempat, kurangnya alat dan mesin pertanian. Kelima, masalah tenaga penyuluh.

Selain itu, dalam membangun pertanian, Presiden Jokowi meminta supaya fokus menangani 7 (tujuh) komoditas strategis, yaitu: Padi, Jagung, Kedelai, Cabai, Bawang Merah, Daging, dan Gula.

Presiden mengingatkan, membangun pertanian memerlukan dukungan semua pihak kementerian terkait secara terpadu mendukung pembangunan pertanian mulai dari penyediaan lahan, air irigasi, benih, alat mesin pertanian (alsintan), teknologi, dan pembiayaan serta pemasaran dilakukan secara sinergis. Diperlukan juga dukungan dari perguruaan tinggi, lembaga penelitian, penyuluh, KTNA, swasta, dan pelaku usaha.

Menurut Presiden, dukungan dari perguruaan tinggi telah menunjukan hasilnya, penemuaan IPB pada benih pada varietas IPB3S telah mampu meningkatkan produksi padi di Karawang. Pemanfaatan pupuk organik dan pemberat tanah telah mampu menyuburkan lahan dengan meningkatkan produksi padi di Sukoharjo.

“Dalam rangka mendampingi petani di lapangan mulai tahun 2015 telah melibatkan 51.000 Babinsa TNI Angkatan Darat,  8.610 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, 25.437 penyuluh,  19.503 THL, serta lebih dari 10.000 KTNA se Indonesia,” papar Presiden Jokowi.

Kepala Negara berharap agar KTNA di tingkat pusat terus berperan memberikan masukan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan serta koordinasi. Sementara pada tingkat daerah berperan aktif dalam mengawal program pembangunan pertanian di lapangan.

“Saya berharap agar Saudara tidak henti-hentinya selalu meningkatkan kompetensi dan profesionalisme guna memberikan layanan yang terbaik pada petani seluruh Indonesia,” tutur Presiden. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.