Pemprov DKI Gandeng Dua Daerah, Penuhi Kebutuhan Beras

Pabrik penggilingan beras. (dok. bantenprov.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggandeng dua daerah untuk memenuhi kebutuhan pangan di ibu kota, khususnya beras. Kedua daerah itu adalah Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dan Cilacap, Jawa Tengah.

Kerja sama tersebut dilaksanakan melalui BUMD PT Food Station Tjipinang Jaya. Minggu (25/4) lalu, Gubernur DKI Anies Baswedan menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pemkab Ngawi.

Sebelumnya, Anies juga sudah menjalin kerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sumber Makmur Cilacap, Jawa Tengah, terkait contract farming. Kolaborasi ini diinisiasi pada tahun 2018 dengan areal sawah seluas 250 hektar; pada tahun 2019 bertambah seluas 500 hektar; dan tahun 2020 seluas 850 hektar

Anies mengatakan, tujuan dari kerja sama ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan pangan di Jakarta. Kedua, kata Anies, agar petani memiliki sistem kerja yang memungkinkan mereka meningkat kesejahteraannya.

“Sehingga petani kita tidak terus menjadi yang paling akhir menikmati nilai tambah dari kegiatan produksi beras,” kata Anies, saat penandatanganan nota kerja sama dengan Pemkab Ngawi.

Anies juga mengatakan, kerja sama ini adalah bentuk balas budi warga Jakarta kepada para petani. Selama ini, ujar Anies, petani di daerahlah yang menyediakan pangan bagi warga Ibu Kota selama ini.

Dia mengakui, DKI Jakarta memiliki ketergantungan amat tinggi pada produk pertanian dari luar Jakarta. “Kita tidak ingin hanya menerima berasnya dengan kualitas baik, tetapi tak memikirkan kesejahteraan petaninya,” jelas Anies.

Upaya balas budi itu, kata Anies, terwujud dalam skema kerja sama yang diterapkan. Dua di antaranya adalah contract farming dan sistem resi gudang (SRG). SRG membuat petani tak perlu buru-buru menjual harga gabah mereka sewaktu harga rendah. Mereka bisa menyimpan hasil panen di gudang SRG.

Hal ini bermanfaat karena biasanya saat panen raya, gabah kering panen dihargai sangat murah. Dengan penyimpanan di gudang SRG, maka petani bisa menjual hasil panennya saat harga sudah baik.

Selama hasil panen mereka disimpan di gudang SRG, para petani akan mendapat resi. Dari resi itu, petani bisa menjaminkan ke bank yang dipilih untuk mendapatkan pinjaman sebagai modal usaha untuk biaya tanam di musim berikutnya.

“Ini bentuk kita ucapkan terima kasih, balas budi kepada para petani yang sudah menyiapkan pangan bagi kami yang tinggal di perkotaan,” pungkas Anies.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.