Pemprov Jabar Pelajari Kesuksesan Pemberdayaan Ekonomi Nelayan di Bunaken

Demonstrasi produksi dan pengemasan produk perikanan (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Bunaken, Villagerspost.com – Kesuksesan program pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan konservasi yang dilaksanakan di kawasan Taman Nasional Bunaken, Sulawesi Utara membuat pihak Provinsi Jawa Barat ‘kesengsem’ ingin mempelajarinya. Kamis (26/10) kemarin rombongan tim Pemprov Jabar yang dipimpin Kepala Subbagian Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Perkebunan, Biro Produksi dan Industri, Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Barat Ena Kusnadi, S. Hut, MM, pun melakukan studi ke kawasan itu.

Produk unggulan Cahaya Trans yang ditampilkan ikan teri, poparo, roa (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Dikatakan Ena, kunjungan kerja ini dilaksanakan dalam rangka penyusunan kebijakan mengenai pemberdayaan masyarakat desa di sekitar kawasan konservasi. “Kami ingin belajar ke Kelompok Cahaya Trans binaan Balai Taman Nasional Bunaken,” kata Ena.

Dalam kunjungan kerja yang diikuti oleh 15 orang perwakilan dari Pemprov Jawa Barat itu, mereka melihat langsung aktivitas kelompok Cahaya Trans dalam mengembangkan usaha ekonomi kreatif serta mengelola suatu kelompok yang penuh dengan dinamika. Cahaya Trans sebagai kelompok yang baru berkembang dalam usaha ekonomi kreatif menampilkan berbagai produk unggulan seperti ikan asin lado, poparo, roa, stik tuna, ikan teri, krupuk stik tuna, serta produk tambahan dari ibu-ibu PKK Desa Poopoh yakni Klapertart.

Kunjungan kerja Pemerintah Provinsi Jawa Barat ke kelompok Cahaya trans Poopoh (dok. villagerspost.com/eko handoyo)

Sekretaris Kelompok Cahaya Trans Olvie Takahindengan mengaku sangat senang dan bersyukur atas kedatangan tamu dari Pemprov Jawa Barat. “Suatu kehormatan dapat menampilkan produk usaha kelompok, meskipun produk-produk usaha ekonomi kreatif yang dibuat masih dalam tahap belajar, dalam tahap merintis usaha tetapi mampu ditampilkan ketika ada kunjungan,” ujarnya.

Olvie mengatakan, produk usaha kelompok Cahaya Trans saat ini masih dijual di lingkungan desa dan beberapa desa tetangga. “Tetapi saya berharap akan ada pembinaan mengenai kemasan dan labeling yang lebih baik serta memperoleh standarisasi makanan dari lembaga terkait agar dapat menembus pasar yang lebih luas,” tegasnya.

Laporan/Foto: Eko Handoyo, Manajer Kampanye Pride Bogor 6 di Balai Taman Nasional Bunaken, Jurnalis Warga untuk Villagerspost.com

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.