Penanganan Masalah Pangan Jelang Puasa dan Lebaran Belum Memuaskan
|
Jakarta, Villagerspost.com – Janji dua kementerian yaitu Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk menjamin ketersediaan pangan menjelang puasa dan lebaran dinilai belum terpenuhi. Hal itu diungkapkan anggota Komisi IV DPR Andi Akmal Pasluddin. Andi menegaskan, penanganan masalah pangan jelang puasa dan lebaran jauh dari harapan lantaran target pemerintah baru pada tahap tataran memberikan kecukupan akan ketersediaan pangan pada momen strategis tiap tahun di bulan puasa.
Pemerintah, kata Andi, belum mampu untuk menjamin kestabilan harga. “Pemerintah perlu meningkatkan target penanganan pangan jelang bulan Ramadhan dan Syawal bukan hanya pada stabilisasi stok pangan saja, namun juga perlu adanya kestabilan harga, dimana selama ini harga-harga barang terutama komoditas pangan selalu mengalami lonjakan kenaikan,” kata Andi dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Selasa (18/4).
Ia mengatakan, Komisi IV DPR senantiasa mengingatkan kepada pemerintah untuk berupaya keras pada stabilisasi harga pangan. Bahkan para kepala daerah baik di provinsi maupun kabupaten/kota, harus diajak bersama-sama dalam membuat kebijakan jangka pendek untuk mengatasi permasalahan pangan yang tiap tahun terjadi menjelang momen puasa dan lebaran ini.
Kebijakan pemerintah, tambah Akmal, senantiasa mematok lonjakan harga ditoleransi sebesar 10%. Kebijakan ini biasanya berawal dari Kementerian Perdagangan pada rapat koordinasi terbatas bidang pagan dibawah Menko Perekonomian.
“Banyak daerah-daerah besar seperti DKI, Bandung, Surabaya, Makasar dan kota besar lainnya yang menyatakan kesiapan menghadapi stabilisasi stok pangan. Begitu juga dengan Pemerintah Pusat melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan juga menyatakan kesiapannya, namun tidak ada satupun pernyataan pemerintah baik Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat yang menyatakan siap menjamin harga yang sama ketika puasa dan lebaran seperti pada bulan-bulan lain,” tegasnya.
Politisi dari Partai Keadilan Sejahtera ini mengingatkan kepada pemerintah, inflasi di negara ini sangat rentan pada komoditas pangan. Sebagai contoh hanya pada cabai dan bawang saja, sudah mampu mengguncang situasi ekonomi masyarakat. Ini bukti bahwa pondasi perekonomian Indonesia sangat rentan terhadap stabilisasi pangan.
“Saya berharap pemerintah mampu meningkatkan penanganan persoalan pangan di bulan puasa dan lebaran bukan saja pada ketersediaan stok pangan saja, tetapi lebih besar dari itu adalah bagaimana pemerintah mampu mengatasi lonjakan harga pangan di momen itu agar tidak ada kenaikan atau maksimal kenaikan hanya 5% saja,” pungkas anggota DPR dari dapil Sulawesi Selatan II ini.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman bersama Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menegaskan pemerintah menjamin ketersediaan stok pangan menjelang Ramadan.
“Saat ini stok pangan menjelang ramadhan dan hari raya aman, cabai yang selama ini mencapai Rp100 ribu/kg sudah turun ke Rp40.000/kg. Baik gula, daging, gula dan telur ayam stoknya tersedia, secera keseluruhan saya katakan stok kita aman,” ujar Amran saat melakukan sidak ke Pasar Induk Cipinang beberapa waktu lalu.
Amran juga mengatakan, untuk kawasan jabodetabek seluruh gudang bulog sudah penuh. “Laporan yang masuk ke saya dari Jawa Barat, stok beras bahkan diletakkan dilorong lorong gudang, dengan demikian saya pastikan stok bahan pokok sampai lebaran aman. Jika selama ini diketemukan harga beras yang bervariatif dikisaran Rp7.000/kg-Rp9.000/kg, artinya sektor pengolahannya untuk menentukan beras premium 1, 2 dan 3,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Enggartiasto Lukita. “Saya pastikan semua bahan pokok aman, jika ada kejadian defisit stok dipasar kami akan supply, karena kami sudah memiliki stok pangan yang cukup,” ujarnya.
Sebagai, kata Enggar, saat ini harga gula dipasar sudah turun ke harga Rp12.500/kg dari semula Rp13.500/kg. Minyak goreng Rp11.000/liter dan daging beku Rp80.000/kg. Enggar menambahkan, adanya penurunan harga ini mengindikasikan masyarakat bisa mendapatkan harga pangan pokok yang murah.
Terkait banyaknya spekulan komoditi bahan pokok Enggartiasto menegaskan, pihak tak akan memberi toleransi. “Kami akan mendata semua distributor bahan pangan pokok, jika menolak maka izinnya akan kami cabut dan kami anggap distributor tersebut telah melakukan perdagangan ilegal,” tegasnya.
“Saya pastikan spekulan saat ini tidak akan berani, karena kami punya stok mentan juga punya stok. Kebijakan pengadaan stok ini tidak bersifat temporary, tetapi Kemendag dan Kementan akan terus mengawal dan mengevaluasi keberadaan stok pangan,” pungkasnya. (*)