Penumpukan di Bandara dan Kelangkaan Bahan Bakar Persulit Upaya Pemberian Bantuan di Nepal
|
Jakarta, Villagerspost.com – Penumpukan manusia dan barang di bandara Kathmandu Nepal ditambah dengan terjadinya kelangkaan bahan bakar, jalan yang terblokir dan wilayah yang sulit dicapai mempersulit upaya dari lembaga pemberi bantuan dan pertolongan untuk bisa menjangkau para penyintas bencana gempa di Nepal. Oxfam memberikan peringatan itu, hari ini, Senin (4/5) seiring semakin banyaknya tim penolong dan pembawa bantuan yang berdatangan ke Nepal.
Oxfam mengatakan, saat ini sangat sulit untuk memberikan bantuan dan pertolongan kepada sekitar 10.000 warga Nepal yang hidup tanpa tempat tinggal, makanan dan air, khususnya di kawasan pedesaan di wilayah yang terjal yang bertebaran di Nepal. Banyak dari tempat-tempat itu terhubung dengan dunia luar hanya melalui sepotong jalan berdebu yang saat ini mungkin saja terblokir oleh tanah longsor.
Untuk mengatasi masalah ini, Oxfam menjajagi kemungkinan untuk menyalurkan bantuan penting melalui India. Hujan deras juga menjadi masalah dan membuat para penyintas yang tinggal di tenda-tenda semakin menderita dan kesehatan mereka pun rentan terancam risiko penyakit.
“Oxfam telah menjangkau sekitar 10.000 penyintas gempa di kamp-kamp di sekitar wilayah Kathmandu, tetapi tetap sangat penting bagi kami untuk mendapatkan tempat penampungan, air dan makanan bagi orang-orang yang tinggal di wilayah pedesaan yang sulit dijangkau,” kata Manajer Humanitarian Oxfam Orla Murphy lewat surat elektronik yang diterima Villagerspost.com, Senin (4/5).
Oxfam sendiri berupaya untuk memberikan bantuan kepada sekitar 350.000 penduduk. Saat ini lembaga bantuan internasional itu sudah menyediakan air bersih dan toilet di dua kamp pengungsian di Lembah Kathmandu. Oxfam saat ini juga bekerjasama dengan lembaga lainnya untuk menyediakan air bersih bagi 34.000 orang yang tinggal di 16 tempat penampungan terbuka yang disediakan pemerintah Nepal.
“Jalan yang terblokir, kelangkaan bahan bakar dan suplai yang tertahan di bandara Kathmandu memberikan tantangan bagi Oxfam dan lembaga lainnya. Kami melakukan apapun yang bisa kami lakukan untuk membawa tim kami ke wilayah terdampak untuk memberikan penilaian awal terkait apa yang kami butuhkan dan membantu masyarakat yang rentan sesegera mungkin,” lanjut Orla.
Saat ini tim tanggap darurat Oxfam dari India telah tiba di Gorkha, salah satu wilayah yang terdampak hebat dan memulai melakukan penilaian terkait tingkat kebutuhan di desa tersebut. Tim lainnya telah diberangkatkan menuju wilayah Sinhdupalchowk untuk juga memulai membuat penilaian kebutuhan yang diperlukan.
Dalam beberapa hari ke depan, Oxfam juga berupaya untuk menyediakan makanan dan tempat tinggal bagi para penyintas gempa dan mengirimkan tim ke wilayah pedalaman. Lebih dari 5 ton air dan material sanitasi telah diangkut dari gudang Oxfam di Barcelona untuk menolong mereka yang terdampak oleh krisis.
Gempa bumi dan serangkaian gempa susulan telah menewaskan lebih dari 4.300 orang dan melukai 8.000 lainnya, dan angka kematian diperkirakan masih akan terus meningkat. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan sekitar 8 juta orang di seluruh negeri itu telah terdampak oleh gempa, lebih dari seperempat populasi negara tersebut. (*)