Petani Nganjuk Minta Pemerintah Jaga Stabilitas Harga Bawang

Komoditas bawang merah. Pemerintah impor bawang merah, petani kecewa (dok. bantenprov.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Petani bawag merah di Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, meminta agar pemerintah menjaga kestabilan harga bawang merah. Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Soepriyatno, usai memimpin pertemuan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi XI DPR RI dengan masyarakat penerima Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) klaster bawang merah di Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur, Selasa (19/3).

“Pemerintah jangan doyan impor, karena hal ini bisa berbahaya,” kata Soepriyatno. Di Kabupaten Nganjuk, kata politikus Partai Gerindra itu, bawang merah merupakan salah satu komoditas yang sangat penting keberadaannya, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.

“Oleh karenanya pemerintah diharapkan bisa menjaga kestabilan harga bawang merah dengan tetap mempertimbangkan harga pokok produksinya,” tegasnya.

Soepriyatno mengatakan, jangan karena inflasi, harga bawang merah hasil produksi petani langsung dihancurkan dengan kebijakan pemerintah yang mengimpor bawang merah secara besar-besaran. “Akibatnya banyak bawang merah hasil produksi para petani menjadi tidak laku. Kebijakan impor oleh pemerintah tersebut akan menghancurkan hasil produksi dalam negeri. Kita harus memproteksi pertanian dalam negeri, supaya semua kebutuhan bisa kita penuhi,” ujarnya.

Soepriyatno menyampaikan, lahan di Indonesia banyak yang subur. Apabila harga bawang bagus, pasti hasil pertanian bawang merah juga akan banyak. “Kalau pertanian bawang merah tersebut banyak dan sentra bawang merahnya juga besar, maka produksi bisa kita penuhi, dan kita bisa swasembada,” paparnya.

Masalah pangan merupakan urusan yang sangat strategis, sambungnya, oleh sebab itu kita jangan sampai bergantung pada impor. “Selain itu, para petani bawang merah di Nganjuk juga mengharapkan agar kualitas hasil produksi pertanian mereka bisa ditingkatkan dan memiliki varietas yang bagus dan unggul,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyatakan, implementasi PSBI di Nganjuk sudah sangat bagus. PSBI tidak bisa menyelesaikan semua persoalan yang ada, karena PSBI hanyalah stimulus.

“Yang bekerja untuk menyelesaikan masalah yang ada itu harusnya Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian, karena merekalah yang memiliki anggaran besar. Menteri Perdagangan harus bisa memasarkan hasil produksi Indonesia ke luar negeri, bukan memasarkan produk luar negeri ke Indonesia. Itu salah kaprah namanya,” pungkasnya.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.