Program Serasi Dongkrak Produktivitas Padi Kalsel

Panen padi di Kabupaten Tapin, Kalsel (dok pemprov kalsel)

Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, saat ini pihaknya sedang fokus menggarap ratusan ribu hektare lahan rawa dan pasang surut yang tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Garapan ini masuk pada rencana jangka panjang program Serasi

“Nah, dengan Serasi kita harus mencoba menerapkan teknologi baru, yang semua pendekatannya menggunakan teknologi. Sebab tanpa teknologi kita tidak akan bisa bersaing dengan negara lain,” kata Amran, Senin (25/2).

Amran menegaskan, program Serasi atau Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani yang menyasar peningkatan indeks pertanaman (IP) dan produktivitas Pertanaman Padi di lahan rawa Kalimantan Selatan, berjalan dengan sukses. Di sana, berdasarkan data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalimantan Selatan menunjukan implementasi program Serasi mencapai 250.000 hektare.

Angka itu terdiri dari Kabupaten Tapin 35.000 hektare, Kabupaten Hulu Sungai Utara 20.000 hektare, Kabupaten Hulu Sungai Selatan 30.000 hektare, Kabupaten Tanah Laut seluas 30.000 hektare, Kabupaten Banjar seluas 35.000 hektare dan Kabupaten Barito Kuala seluas 100.000 hektare.

Karena itulah, program Serasi ikut dikembangkan di wilayah Kalimantan dan Sumatera. Terkait penerapan teknologi yang dimaksud meliputi proses pembibitan, perawatan sampai proses masa panen dengan menggunakan combine harvester atau alat canggih yang bisa memanen padi dengan sistem dam waktu yang cepat.

“Dulu kalau panen 1 hektare butuh 25 hari. Tari kita bisa lihat panen hari ini hanya butuh waktu 3 jam. Ini artinya kita mampu menekan biaya operasional sampai 40 persen. itulah yang kami kembangkan, pertanian tradisional kita transformasikan jadi pertanian modern,” katanya.

Amran menjelaskan, saat ini ada lebih dari 10 juta hektare potensi lahan tidur dan petani tidur yang perlu dibangunkan pemerintah. Luasan lahan itu akan dijadikan lahan produktif yang mampu meningkatkan pendapatan para petani.

“Kami juga sudah disiapkan benih yang cocok untuk lahan rawa dan pasang surut yang kita teliti selama dua tahun. namanya benih Infara2 dan Infara3. Benih ini mampu menghasilkan produksinya 6 ton per hektare. Artinya apa pendapatan petani bisa meningkat 500 persen. Inilah mimpi besar kita yang sudah menjadi kenyataan,” katanya.

Mengacu data dinas setempat, keadaan pertanaman padi di wilayah Kalimantan Selatan saat ini mencapai 584.174 hektare yang terdiri dari produksi padi 2.421.055 ton dengan rata-rata produksi 41,44 kuintal/ha. Kemudian diperkirakan untuk luas panen di Provinsi Kalimantan Selatan pada Januari dan April 2019 mendatang mencapai 108.166 hektare dengan perkiraan produksi sebesar 517.682 ton. Sedangkan perkiraan luas panen padi pada bulan Februari mencapai 24.587 ha, dengan produksi mencapai 117.673 ton.

Adapun lahan pertanian di sana sampai saat ini tetap menggunakan penerapan pola tanam Satu kali mawiwit semai dua kali panen (Sawit Dupa). Pola ini merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari IP100 menjadi IP180. Penanaman padi unggul ini 80 persen menggunakan area sawah, 20 persen lainnya khusus untuk pembibitan padi lokal yang akan digunakan pada bulan Februari dan Juni.

Sedangkan untuk keadaan pertanaman padi di wilayah Kabupaten Tanah Laut saat ini terhitung bagus. Terbukti, dari luas panen yang mencapai 57.303 hektare, 6.300 diantaranya rata-rata menghasilkan produksi 51,24 ton/ha.

Potensi produksi padi di Kabupaten Tanah Laut pada bulan Februari 2019 mencapai 30.907 ton atau1,27 persen. Angka itu merupakan angka pecahan dari total produksi Se-Provinsi Kalimantan Selatan yaitu sebesar 2.421.055 ton.

Luas panen Padi di Kecamatan Kurau pada bulan Februari dan April 2019 mencapai sebesar 2.503 hektare dengan perkiraan produksi sebesar 13.266 ton atau rata-rata produktivitas 5,33 ton/Ha. Adapun untuk harga Padi di tingkat petani Kabupaten Tanah Laut meliputi Gabah (GKG) Rp6.500-7.000/kg, bras medium Rp9.000-9.300/kg, beras khusus Rp14.000/kg, gabah unggul (Gkp) Rp4.000-Rp4.200/kg.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.