Program Transmigrasi Topang Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Kawasan transmigrasi yang baru dibuka. Program transmigrasi diklaim mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional (dok. jabarprov.go.id)
Kawasan transmigrasi yang baru dibuka. Program transmigrasi diklaim mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional (dok. jabarprov.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendesa PDTT) Marwan Jafar mengatakan, program transmigrasi mampu menopang pertumbuhan ekonomi nasional dan sukses mengubah daerah tertinggal dan terisolir menjadi kawasan perkotaan baru yang maju dan berkembang. Hal itu dimungkinkan karena dalam program transmigrasi dilakukan pembangunan pemukiman baru yang bisa menjadi pusat pergerakan ekonomi baru.

“Keberhasilan transmigrasi itu ditandai dengan banyak hal, seperti mampu menekan jumlah kemiskinan hingga dua persen, menambah angka pekerja hingga tiga persen, dan menyumbang peningkatan pertumbuhan ekonomi hingga 19 persen,” ujar Marwan saat konferensi pers tentang Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru Melalui Pengembangan Kawasan Transmigrasi di Jakarta (26/10) seperti dikutip kemendesa.go.id.

Transmigrasi, lanjut Marwan, juga membentuk wirausaha dan UMKM sebesar 1% dari jumlah wirausaha dan UMKM nasional, dan menekan angka kemiskinan 2% dari angka kemiskinan nasional, serta menambah angkatan kerja 9%, maupun investasi sekitar 0.075%. “Kami optimis untuk terus menjadikan transmigrasi sebagai lini terdepan dalam pembangunan serta pertumbuhan ekonomi Indonesia,” tegas Marwan.

Marwan menilai, kesuksesan pengembangan kawasan transmigrasi mampu mengubah image negatif transmigrasi yang kerap dianggap sebagai program Jawanisasi. Sebab transmigrasi ini dapat dilakukan setiap warga negara Indonesia tanpa melihat suku dan daerah asalnya. “Masyarakat luas harus tahu karena program transmigrasi menyangkut program nasional yang sudah sukses dijalankan,” ujarnya.

Menteri asal Pati, Jawa Tengah ini juga menuturkan, Kementerian Desa PDTT rutin mengadakan ekspo transmigrasi setap tahun, dengan harapan masyarakat bisa lebih mengenal dan mengetahui transmigrasi.

Hanya saja, dia menyayangkan program transmigrasi yang kurang mendapatkan perhatian dari kalangan akademisi. “Rektor saja tidak tahu kalau kita punya program transmigrasi. Entah rektornya yang tidak mau tahu atau tidak membaca berita,” katanya.

Marwan menambahkan, banyak kisah sukses transmigrasi yang luput dari perhatian pada ilmuan dan akademisi. Padahal fakta menunjukkan transmigrasi mampu mengembangkan kawasan perkotaan baru, terutama disektor pembangunan pemukiman yang bisa menunjang pertumbuhan ekonomi.

“Kawasan yang kita bangun melalui program transmigrasi bisa menekan angka kemiskinan sekitar 2%, menambah kesempatan kerja sebesar 3%, pertumbuhan ekonomi sebesar 19%. Melalui transmigrasi pula kita bisa menyumbang 1% untuk wirausaha dan UMKM, dan 0.075% untuk investasi. Oleh sebab itu penting kiranya masyarakat luas mengetahui program positif yang kita lakukan,” tutur Marwan.

Dia mengakui keberhasilan transmigrasi selama ini luput dari perhatian publik, bahkan perguruan tinggi, pengamat kebijakan publik, dan analis ekonomi tidak melihat peran transmigrasi ini.

“Karena program ini sifatnya pemberdayaan masyarakat, sehingga isu transmigrasi tidak menjadi hot isue yang bisa dibaca setiap saat. Tapi yang pasti kita membaca dan melakukan hal yang konkret,” tambahnya.

Pada kesempatan sama, Dirjen PK2Ktrans Rosari Tyas Wardhani mengatakan, pemukiman transmigran yang terkena dampak kabut asap sudah lebih dari satu bulan berkoordinasi secara efektif. Misalnya melakukan fungsi penanganan bantuan dalam bentuk masker dan lain sebagainya. Kabar baik lainnya, baik penduduk setempat maupun pendatang sedang dipantau dan dibina dengan ekstra.

“Sebagian dari mereka ada yang sudah dititipkan desa di mana sebenarnya bukan milik pendatang. Ini merupakan salah satu fakta dimana kerukunan terjadi diantara masyarakat,” tutur Rosari. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.