Program Wajib Tanam Bawang Putih, Bagi Importir tak Rugikan Petani

Bawang putih di pasaran lokal (dok. kementerian pertanian)

Jakarta, Villagerspost.com – Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian Moh. Ismail Wahab membantah program wajib tanam dalam penerbitan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH) merugikan petani. Dia mengatakan, kebijakan wajib tanam terbukti mampu membangkitkan kembali sentra-sentra bawang putih di dalam negeri.

“Silakan cek di lapang, bagaimana petani menyambut baik aturan ini. Kalau dianggap memberatkan pengusaha saya rasa tidak karena kenyataannya lebih dari 40 importir bisa menyelesaikan kewajibannya,” ujar Ismail, Senin (11/2).

Dia menegaskan, kebijakan wajib tanam bagi importir itu bertujuan mengajak importir berperan membangkitkan kejayaan bawang putih di tanah air. Dengan begitu diharapkan ketergantungan terhadap bawang putih impor bisa dikendalikan. Manfaat wajib tanam sangat dirasakan oleh petani di sentra-sentra bawang putih mulai dari Aceh hingga Papua.

“Soal ketentuan administrasi wajib tanam, prinsipnya importir hanya diminta melaporkan apa yang mereka laksanakan sesuai kenyataan di lapangan. Selama mereka tanam beneran, nggak ada yang sulit,” kata Ismail.

Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura Yasid Taufik menegaskan, pergerakan harga bawang putih masih normal. “Akhir tahun pemerintah menerbitkan izin impor sebanyak 150 ribu ton. Dengan asumsi kebutuhan 50 ribu ton per bulan, seharusnya stok aman sampai Maret ini,” ujarnya.

Pantauan harga di Pasar Induk Kramat Jati tidak menunjukkan fluktuasi harga yang berarti. Pada Senin,(11/2) harga di PIKJ berkisar Rp 17 ribu, di eceran DKI Jakarta Rp25 ribu. “Februari tahun lalu malah mencapai Rp40 ribu, jika dibanding tahun ini jauh lebih rendah. Jadi aturan RIPH mana yang menghambat dan menyebabkan harga tinggi? Tidak betul itu,” ungkapnya.

Diketahui RIPH 2018 telah diterbitkan untuk 122 perusahaan dengan total pengajuan 1 juta ton. Izin impor yang terbit mencapai 600 ribu ton, sedangkan kebutuhan nasional hanya 500 ribu ton. “Sisanya? Kami akan berkoordinasi dengan Satgas Pangan agar segera menelusuri realisasi impor dan stok bawang putih,” pungkas Yasid.

Editor: M. Agung Riyadi

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.