Riau Promosikan Kembali Sagu Sebagai Pangan Pokok
|
Jakarta, Villagerspost.com – Provinsi Riau mencoba untuk mengangkat kembali citra sagu sebagai salah satu pangan unggulan daerah. Untuk itu, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau menggelar “Gerakan Aku Cinta Sagu” dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-72 dan Hari Jadi Provinsi Riau ke-60.
Gerakan Aku Cinta Sagu juga dilaksanakan untuk mengajak masyarakat Riau agar mengkonsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman. Gerakan ini dicanangkan di Balai Pelangi Kediaman Gubernur Riau, Selasa (8/8) bersamaan dengan penyelenggaraan Lomba Cipta Menu (LCM) Tingkat Provinsi Riau yang dimenangkan oleh TP PKK Kabupaten Indragiri Hilir.
Ketua TP-PKK Provinsi Riau, Hj. Sisilita Arsyadjuliandi, mewajibkan peserta LCM yang terdiri dari ibu-ibu PKK dari seluruh Kabupaten/Kota se-Provinsi Riau agar memakai sagu sebagai pangan lokal Riau untuk bahan baku masakan yang dilombakan.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Riau Ir. H. Arsyadjuliandi Rachman, MBA menyampaikan visi Provinsi Riau menjadi Provinsi Sagu di Indonesia. “Melalui gerakan ini, diharapkan masyarakat Riau dapat lebih mengenal sagu sebagai potensi daerah dan warisan budaya pangan lokal Riau, sehingga sagu akan lebih diprioritaskan lagi sebagai bahan pangan yang tersaji di meja makan seluruh masyarakat Riau,” katanya seperti dikutip pertanian.go.id.
Arsyad menegaskan, upaya memasyarakatkan diversifikasi pangan melalui “Gerakan Aku Cinta Sagu” ini sangat strategis dilakukan seiring dengan semakin banyaknya serbuan aneka jajanan modern yang semakin digandrungi generasi muda. “Melalui gerakan ini diharapkan tidak hanya pamor sagu dengan berbagai olahannya akan semakin meningkat, tetapi konsumsi beras juga akan semakin turun, sehingga konsumsi masyarakat akan semakin beragam, bergizi seimbang sebagaimana diharapkan,” harapnya.
Provinsi Riau memiliki potensi terpendam yaitu tanaman sagu (Metroxylon spp) yang banyak tumbuh di daerah hilir sungai maupun di rawa-rawa seperti di wilayah Indragiri Hilir, Bengkalis dan Kepulauan Meranti. Sagu merupakan salah satu pangan sehat sumber karbohidrat yang memiliki beragam keunggulan dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya. Sagu tidak mengandung gluten sehingga lebih aman dikonsumsi oleh pengidap alergi gluten.
Masyarakat Riau telah lama menjadikan sagu sebagai pangan sumber karbohidrat alternatif, untuk diolah menjadi beragam panganan tradisional seperti sepolet, gedegob, roti jala, lontong dan cendol sagu. Selain itu, pati sagu sangat fleksibel untuk diolah kembali menjadi berbagai jenis makanan seperti mie sagu, biskuit sagu, maupun sagu rendang khas Riau. Pati sagu juga dapat dijadikan bahan baku industri pangan, seperti gula cair dan maltodekstrin.
Peluang pengembangan sagu sangat terbuka lebar bagi Provinsi Riau. Pembangunan industri berbasis sagu di Riau, khususnya di daerah-daerah penghasil sagu, dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Pusat Konsumsi dan Penganekaragamam Komsumsi Pangan Tri Agustin Satriani, yang mewakili Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian menyampaikan, upaya percepatan diversifikasi konsumsi pangan sangat penting dilaksanakan, karena pola konsumsi pangan penduduk Indonesia masih kurang beragam dan bergizi seimbang.
“Untuk itu, upaya kita menurunkan konsumsi beras dan terigu harus diikuti dengan penyediaan pangan karbohidrat bersumber dari pangan lokal seperti sagu, singkong, ubi jalar, sukun, ganyong, dan sebagainya bukan disubstitusi oleh gandum impor,” ujar Tri.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau Darmansyah mengatakan, acara ini juga sudah dilakukan pada tahun lalu, namun untuk tahun ini lebih fokus pada pengembangan pangan lokal berbasis sagu sesuai potensi yang dimiliki daerah. “Kita akan fokus pada pengembangan sagu, karena Riau mempunyai luas lahan sagu 87.000 ha dengan produksi 249.000 ton/tahun. Sagu juga komoditi yang menjadi kebanggaan Riau dan kualitasnya terbaik di dunia,” kata Darmansyah. (*)