Roadshow Penjaringan Duta Petani Muda 2016 di Bogor Disambut Hangat
|
Bogor, Villagerspost.com – Roadshow dalam rangka penyelenggaraan pemilihan Duta Petani Muda 2016 sudah dimulai. Dari rencana empat kali roadshow yaitu di Bogor, Bandung, Yogyakarta dan Kupang, sudah terselenggara yang pertama yaitu di Bogor yang dihelat pada Jumat (23/9) kemarin.
Koordinator Koalisi Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) menyatakan kegembiraannya melihat antusiasme anak-anak muda Bogor dalam menyambut ajang tersebut. Terlebih dalam acara itu, turut hadir pula petani muda dari Cibungblang Bogor yang bersemangat mendorong lahirnya generasi muda petani.
Petani muda itu juga menekankan pentingnya kebijakan harga pasar yang adil harus diterapkan. “Anak muda ini menyampaikan pesan untuk tidak takut menjadi petani, karena pekerjaan ini menguntungkan jika kita bisa membaca peluang dan juga merupakan pekerjaan yang mulia. Dia mengapresiasi kegiatan ini karena dapat mengangkat posisi tawar petani,” kata Said kepada Villagerspost.com, Selasa (27/9).
Said mengatakan, pelaksanaan roadshow Pemilihan Duta Petani Muda 2016 di Bogor, dilakukan bekerja sama dengan BEM Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Rangkaian acara terdiri dari penampilan dari Akar Bambu sebagai rangkaian Nafiri Nusantaranya. Kemudian digelar pula talkshow bertajuk: “Regenerasi Petani dan Realisasi Upsus Pajale”. Acara kemudian dilanjutkan dengan erta sosialisasi Pemilihan Duta Petani Muda 2016.
Dalam acara pembuka, Akar Bambu membawakan lagi-lagu yang terkait dengan isu pertanian yang dibuat dari pengalaman empirik para personilnya bertemu para produsen pangan di berbagai daerah. Lagu yang berjudul Sudirman Soedjono sekuel satu dan dua merupakan lagu andalan yang mengemuka berbicara mengenai persoalan penuaan petani dan kelangkaan air akibat eksploitasi perusahaan-perusahaan dan pengembang di daerah sumber mata air dan resapan. Akar bambu berhasil menghipnotis para peserta roadshow di awal kegiatan ini.
Berikutnya adalah acara talkshow yang menghadirkan pembicara Dr. Ahmad Junaedi, Dosen Agronomi dan Hortikultura IPB dan Said Abdullah selaku Koordinator KRKP. Talkshow diawali dengan pemaparan dari Dr. Ahmad Junaedi mengenai pentingnya pendekatan teknologi dalam pengembangan pertanian di Indonesia harus disesuaikan dengan kondisi ketersediaan lahan dan sumber daya manusia.
“Misalnya, di luar negeri, kepemilikan lahan setiap petani sangat tinggi sehingga aplikasi teknologi pertanian sangat efektif, sementara di Indonesia, kepemilikan lahan petani sangat kecil, penggunaan harvester, transplater, dan lain-lain sulit diterapkan karena petani tidak memiliki modal yang cukup dan tidak efisien lahan yang kecil,” papar Junaedi.
Terkait upsus pajale, Ahmad Junaedi mengedepankan pentingnya pembangunan pertanian yang tidak sekadar bertumpu pada peningkatan produksi saja, namun memperhatikan makna filosofis pertanian itu sendiri. “Dengan memaknai pertanian sebagai hal yang mulia, maka keberlanjutan pertanian termasuk regenerasi petani dapat diwujudkan,” tegas Junaedi.
Sementara itu, Said Abdullah memberikan pemaparan tentang swasembada pangan dan regenerasi petani. Melalui presentasinya, Said membandingkan program peningkatan produksi pangan di era SBY dan Jokowi. Jika di program SBY ada revitalisasi pertanian, pada program Jokowi ada Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai (UPSUS PAJALE).
“Perbedaan keduanya hanya pada keterlibatan TNI dalam mengawal upaya tersebut. Sepuluh tahun program revitalisasi pertanian,tidak ada perubahan yang signifikan terhadap tingkat kesejahteraan petani, begitu pula pada rezim saat ini, dua tahun berjalan belum ada perubahan kesejahteraan petani,” terang Said.
Kunci regenerasi petani, menurut Said, adalah memuliakan petani. Berdasarkan hasil kajian KRKP dan KSKP-IPB, kepemilikan lahan dan insentif ekonomi menjadi hal yang paling berpengaruh terhadap regenerasi petani. “Oleh karena itu, reforma agraria dan kebijakan harga yang menjanjikan dan berkeadilan untuk petani harusnya menjadi kebijakan yang diperhatikan pemerintah, tidak menjadikan petani sebagai alat produksi saja,” tegas Said.
Roadshow ditutup dengan sosialisasi kegiatan Pemilihan Petani Muda 2016 oleh panitia penyelenggara dengan mempresentasikan mengenai mekanisme pendaftaran dan hal-hal teknis untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Menjadikan pertanian sebagai profesi yang keren serta mendorong anak muda untuk terjun ke dunia pertanian adalah tujuan utama kegiatan ini,” kata Said Abdullah.
Roadshow berikutnya akan diselenggarakan di Yogyakarta bekerja sama dengan Dewan Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. (*)
Ikuti informasi terkait Pemilihan Petani Muda 2016 >> di sini <<
Laporan: Ulil Ahsan, Tim Jurnalis KRKP/Gerakan Petani Nusantara