Rusak Sawah dan Mangrove, Masyarakat Muara Opak Gelar Aksi Tolak Tambang

Ilustrasi penambangan pasir  (dok. ironsandlumajang.blogspot.com)

Yogyakarta, Villagerspost.com – Warga yang tinggal di kawasan Sungai Opak, di Desa Srigading dan Tirtohargo, Kabupaten Bantul, Yogyakarta, menggelar aksi menolak tambang. Warga resah, karena aktivitas pertambangan di Muara Opak, kawasan mangrove Baros, telah membawa dampak buruk.

Dalam aksi yang dilaksanakan Minggu (18/4), warga menegaskan, dampak buruk yang telah terasa mulai dari kerusakan kawasan mangrove hingga lahan pertanian terkena abrasi.

Koordinator Tolak Tambang Pasir Setyo mengatakan, salah satu yang paling dirasakan adalah hilangnya lahan pertanian di pinggiran bantaran muara sungai karena terkena abrasi air.

“Dulu sebelum ada penambangan tingkat abrasinya kecil. Tapi saat ada abrasi, karena permukaannya dasar sekali, habis ada banjir tarikannya arus deras,” ujar Setyo.

“Setidaknya ada sekitar 15 hektare lahan terdiri atas 10 hektare lahan pertanian ke arah timur dan lima hektare ke arah barat, lahan pertanian warga terkena abrasi dampak aktivitas penambangan,” par Setyo.

“Kalau dihitung secara pastinya kita belum ke data sampai (petani yang terdampak-red) seperti itu. Tapi petani kita kira-kira 1-20 orang yang menggunakan lahan sultan ground ini, dari tahun 2006 sampai sekarang,” tambahnya.

Selain rusaknya lahan pertanian, Setyo juga menyoroti rusaknya hutan mangrove. Padahal mangrove penting dalam mitigasi berbagai bencana dari abrasi, gelombang tsunami hingga kepentingan eduwisata serta penelitian.

“Kami hanya menyampaikan ini saja, jadi ya aspirasi. Seterusnya kami melakukan monitoring,” tegasnya.

“Selanjutnya kita kirimkan rekomendasi secara administrasi kepada pihak-pihak yang terkait, selebihnya masalah kebijakan kita serahkan ke pejabat,” pungkas Setyo.

Editor: M. Agung Riyadi

 

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.