Sambangi Tiga Kabupaten, Utusan Pemerintah Temukan Bukti Gagal Panen
|
Subang, Villagerspost.com – Pemerintah akhirnya memberikan respons positif atas keluhan para petani terkait terjadinya fenomena gagal panen akibat serangan wereng batang coklat yang ikuti serangan penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Selama tiga hari sejak tanggal 7-9 September mendatang, pemerintah telah mengirimkan utusan dari Kementerian Koordinator Bidang Ekonomi untuk menyambangi tiga kabupaten di Jawa Barat yaitu Subang, Indramayu dan Cirebon untuk membuktikan terjadinya gagal panen.
Utusan Kemenko Perekonomian itu akan melakukan survei langsung di tiga kabupaten tersebut. Kepala Bagian Bidang Konsumsi dan Cadangan pangan Kemenko Perekonomian Indah Megawati mengatakan, kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung kondisi petani yang mengalami kerugian akibat gagal panen.
“Selama ini kita hanya mendapatkan laporan dari media dan kementerian teknis terkait. Kami ingin memastikan dan mencocokannya agar mendapat gambaran yang lebih luas,” ujar Indah kepada Villagerspost.com, Jumat (8/9).

Indah mengaku, temuan tim mereka memang sangat mengejutkan. “Saya sangat kaget ternyata dampaknya luar biasa sekali bagi petani karena sudah dua kali bahkan ada yang empat kali gagal panen akibat wereng dan diperparah virus kerdil hampa,” ujar Indah.
Dia menegaskan, masalah ini harus mendapat perhatian nasional dan diselesaikan ditingkat nasional. “Karena jika ditangani hanya pada spot-spot wilayah, dikhawatirkan akan telat mengambil tindakannya. Kami akan segera mengkoordinasikannya dengan kementerian teknis terkait masalah gagal panen ini dan dampaknya bagi keluarga petani yang mengalami kegagalan,” tambah Indah.
Sementara itu, pakar penyakit tanaman dari Institut Pertanian Bogor Dr. Widodo yang mendampingi tim pemerintah, memberikan pemaparan mengenai penyebab terjadinya outbreak (ledakan) wereng dan virus kerdil hampa. “Ini disebabkan oleh penggunaan pestisida yang berlebihan serta pola tanam padi-padi-padi (pola tanam padi tiga kali-red) dan diperparah oleh program percepatan tanam,” ujar Widodo.

Dia menegaskan, harus ada jeda tanam untuk mengatasi ledakan wereng dan virus kerdil hampa ini. “Karena ini kategorinya kejadian luar biasa outbreak virus, belum pernah ada laporan satupun di dunia ini mengenai serangan virus tanaman yang seganas sekarang,” ujar Widodo.
Pada kesempatan yang sama, Baskoro dari Direktorat Tanaman Pangan Kementerian Pertanian mengungkapkan, pemerintah berusaha keras agar bencana wereng dan virus ini bisa diatasi. “Dampak dari outbreak wereng ini dialami oleh Bulog Subang. Kadivre (kepala divisi regional-red) Bulog Subang mengatakan serapan gabah baru 60% dari target karena harga gabah melambung tinggi dan para mitra harus mencari gabah keluar daerah,” ujar Baskoro.
Masalah outbreak wereng dan virus kerdil hampa ini sendiri sebenarnya sudah dilaporkan oleh himpunan alumni IPB Subang dan Gerakan Petani Nusantara. Ketua alumni IPB Subang Agus Masykur Rosadi mengatakan, alumni IPB akan terus berusaha mensinergikan semua pihak agar sama sama peduli terhadap kegagalan panen yang dialami petani.
Menurut laporan dari para petani di Subang, 90% lahan di Kecamatan Compreng terserang virus. Sementara di Desa Jatireja, dari 480 hektare luas tanam, yang bisa dipanen hanya 5 hektare. Hal serupa dialami oleh Kecamatan Cipunagara, Pagaden, Pagaden Barat, Binong, Tambak Dahan dan hampir merata diseluruh kecamatan di Kabupaten Subang.
Laporan/Foto: Deni Nurhadiansyah, Petani Muda, Anggota Gerakan Petani Nusantara, Alumni IPB, dan Jurnalis Warga untuk Villagerspost.com
WBC hama yg sensitif terhdp pola prilsku petani dlm pengelolasn agroekosistem padi.
Pemicunya sdalah jetrsediaan dan kesesuaian makaban (polatanam dan vsrietas)
Kurang fikus memahami tanah sehat dg mssukan tekno jk terkanjur tanam 3x
Cuaca mikro sekitar tajuk tanaman sbg andil berkembangnya wbc berkaitan pembiakan. Nitrogen berlebih disaat tnh kurang sehat akan berpengaruh thd figor tan dan rasa cairan disukai wbc.
Jedah waktu olah dan tanam sdh tdk disukai petani.
Tekan pest diawal musim sdh jadi bagian petani utk penyadaran butuh waktu dan biaya.
Pengamatan yg terlambat akibat luasnya lahan. Ingat bahwa satu putaran tanam padi bisa digunaka wbc tuga geberasi. Salah managejen tanaman sehat akan berdampak.
Keanapa eksplosif umur 60 hst keatas rentannya gangguan tanaman thd wbc
Jjika tekanan pest. Varetas rentan nitrigen berlebuh.cuaca mikro ndukung, tanam tdk serempak, tanpa masukan APH.pengamatan kurang maka 3 generasi wbc akan eksplosif di umur 70 hst