Tahun Baru, 9 Kapal China Pelaku IUU Fishing Kabur

Kapal-kapal asing eks China yang melarikan diri dari Timika, Papua (dok. kkp.go.id)
Kapal-kapal asing eks China yang melarikan diri dari Timika, Papua (dok. kkp.go.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Kabar tak sedap menghampiri aparat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Satuan Tugas Pemberantasan Illegal Fishing. Sembilan unit kapal asing asal China yang ditangkap karena diduga melakukan tindakan pencurian ikan (illegal, unreported, unregulated fishing–IUU Fishing) berhasil melarikan diri.

Kapal-kapal tersebut selama ini ditahan di Timika Papua. Selama tiga hari sejak tanggal 5-8 Januari lalu, Satgas Illegal Fishing telah menyelidiki larinya kesembilan kapal asing eks China itu. Penyelidikan juga melibatkan Pemerintah Australia melalui Australia Border Force.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, hasil dari penyelidikan Tim Satgas 115 (Satgas Illegal Fishing) mendapatkan berbagai temuan, salah satunya posisi kesembilan kapal eks asing yang terlihat dari pantauan Automatic Identification System oleh Australia Border Force.

Kaburnya kesembilan kapal eks asing milik China diketahui dari laporan perusahaan grup Minatama kepada aparat penegak hukum, dimana terdapat 9 kapal eks China yang dilarikan oleh ABK berkewarganegaraan China. Susi mengatakan, ke-31 orang baru didatangkan dari China ke Timika pada 22 dan 24 Desember 2015.

“Menurut pengakuan perusahaan, 31 ABK itu dibutuhkan untuk mengisi posisi ABK China yang telah pulang ke negara asalnya,” ungkap Susi saat konferensi press di KKP, Senin (11/1).

Sembilan kapal eks asing yang dilarikan antara lain KM. Kofiau 19 (GT 310–C/S JZBB), KM. Kofiau 15 (GT 298–C/S YEB 4835), KM. Kofiau 16 (GT 298–C/S YEB 4736), KM. Kofiau 17 (GT 298–C/S YEB 6520) dan KM. Kofiau 18 (GT 310–C/S JZBA). Kemudian ada KM. Kofiau 49 (GT 298 C/S YEB 4738), KM. Ombre 50 (GT 310–C/S JZCF), KM. Ombre 51 (GT 310–C/S JZCG), dan KM. Ombre 52 (GT 310–C/S JZCH).

Menurut Susi, larinya kapal-kapal dari Pelabuhan Pomako salah satunya dikarenakan kurang optimalnya pengawasan kapal eks asing di wilayah tersebut. “Disinyalir juga ada unsur kesengajaan dari perusahaan untuk mendatangkan 31 ABK berkewarganegaraan China secara ilegal di waktu menjelang natal dan tahun baru, dimana saat itu terdapat kunjungan Presiden Jokowi beserta rombongan,” kata Susi.

AS Tawarkan Teknologi Kelautan

Pada kesempatan terpisah, pihak KKP juga mengumumkan, bahwa Amerika Serikat telah menawarkan enam alat berteknologi canggih untuk digunakan di sektor kelautan dan perikanan Indonesia.

“Ada enam teknologi canggih yang akan kami tawarkan terkait investasi di sektor kelautan dan perikanan, yakni industri kapal, pesawat, sistem rantai dingin, pembangkit tenaga listrik dan galangan kapal,” kata Konsultan Marketing Kedutaan Besar Amerika Serikat Rosemary Gallant saat melakukan presentasi di Indonesia Marine and Fisheris Forum Exhibition 2016 di Balroom Gedung Mina Bahari 3, Kantor KKP Jakarta, Senin (11/1).

Rosemary juga meyakinkan, Amerika sangat terbuka untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia, khususnya di sektor kelautan dan perikanan. “Amerika Serikat tentunya sangat senang bekerjasama dengan Indonesia. Khususnya di sektor maritim,” ujarnya,

Atas tawaran itu, Susi Pudjiastuti menegaskan, pemerintah Indonesia berkomitmen untuk melakukan berbagai perubahan dalam hal kebijakan, terutama kebijakan yang mendukung perkembangan sektor investasi di Indonesia, terlebih lagi di sektor maritim.

“Seperti yang dikatakan Presiden Joko Widodo, kami ingin perubahan. Kami tidak ada keraguan untuk melakukan itu, dan kami tidak ada ketakutan untuk melakukan hal itu,” tegas Susi.

Tahun lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menjalin kerjasama dengan Amerika Serikat dalam hal bea masuk produk impor perikanan dari Indonesia ke Amerika. Selain itu, Indonesia dan Amerika juga telah menjalin kerja sama di bidang maritim. (*)

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.