Tak Impor Beras, Jokowi Apresiasi Kementan
|
Jakarta, Villagerspost.com – Presiden Joko Widodo mengapresiasi langkah yang dilakukan Menteri Pertanian Amran Sulaiman karena tidak melakukan impor beras sejak September lalu. Jokowi mengatakan, biasanya pada bulan September-Oktober, pemerintah akan melakukan rapat terbatas untuk mengatasi kekurangan stok beras, namun saat ini hal itu tidak dilakukan.
“Yang kedua, mengenai pengendalian harganya, berapa yang harus kita impor untuk mengendalikan harga. Ini kok tidak ada,” kata Jokowi saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian Tahun 2017, di Ruang Birawa, Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (5/1).
Jokowi menegaskan, produksi nasional tahun 2016 cukup baik. Produksi padi tahun 2016 ini mencapai 79,14 juta ton atau naik 11 persen dibanding tahun 2015 lalu. “Dengan jumlah produksi tersebut, Indonesia sudah berhasil mencapai swasembada beras, dan tidak perlu impor lagi termasuk pada 2017 ini,” tegas Jokowi.
Meski demikian, Presiden mengingatkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman agar masing-masing daerah tetap fokus menanam satu jenis tanaman, dan tidak mencampur-campur dengan jenis tanaman lainnya. Seperti hanya Kabupaten Dompu, NTB yang bisa konsentrasi pada tanaman jagung. “Jagung ya sudah jagung. Tapi beri target yang jelas. Kalau targetnya nggak tercapai, lihat problemnya apa, masalahnya apa,” tutur Jokowi.
Presiden berharap sektor pertanian dapat dikembangkan menjadi alat rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama, sehingga nantinya saat produksi naik, pemerintah akan melakukan hilirisasi untuk menjadikan produk derivatif berikutnya yang diharapkan dapat diekspor. “Orientasi nanti kelebihan produksi kita adalah harus bisa dibuang ke luar, dijual ke luar,” kata Jokowi.
Pada kesempatan itu, Presiden juga mengemukakan, sebagai salah satu kunci untuk meningkatkan produksi pertanian, air menjadi fokus pembangunan di sektor pertanian periode tahun 2017. Untuk itu, Presiden menargetkan akan membangun di atas 30 ribu embung pada 2017 ini. “Target kita di atas 30 ribu embung harus terbangun pada tahun ini,” tegasnya.
Hingga tahun 2016, pemerintah melalui Kementerian Pertanian telah membangun 3.771 embung di sejumlah wilayah di Indonesia. Presiden juga meminta Menteri Pertanian, Menteri Desa dan PDTT, dan Menteri PUPR untuk fokus pada pembenahan dan perbaikan irigasi yang rusak, baik irigasi primer, sekunder, dan tersier.
Ia menyebutkan, tampungan air ini dibutuhkan terutama di musim kemarau. Jika stok air tidak ditangani dengan baik, saat kemarau, masyarakat tidak dapat melakukan kegiatan produksi. “Kalau ini diselesaikan dan air bisa mengalir ke sawah-sawah kita. Saya sangat meyakini itu akan meningkatkan drastis produksi pertanian kita,” ujar Jokowi.
Ikuti informasi terkait impor beras >> di sini <<