Tantangan Indonesia Menuju Negara Maritim Di Antara Dua Negara Adidaya
|
Sukabumi, Villagerspost.com – Indonesia kini tengah menuju negara maritim yang besar, di tengah dua pengaruh negara adidaya, Amerika Serikat dan China. Harapan itu semakin membesar ketika melihat sejarah maritim Nusantara, dimana Kerajaan Sriwijaya bisa tampil menjadi peradaban besar di tengah hegemoni peradaban India dan China kala itu.
Demikian disampaikan oleh Komandan Satuan Kapal Patroli Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III, Jakarta Kolonel Laut (P) Salim, dalam seminar nasional bertajuk: “Peran Pelajar dalam Menggali Potensi Maritim dan Pelestarian Lingkungan di Pelabuhanratu”, Sabtu (12/1). Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Sukabumi Education Fair 2019, yang digelar di GOR Pelabuhanratu, Sukabumi.
“Kita saat ini seperti Kerajaan Sriwijaya, yang menguasai jalur perdagangan di antara Selat Sunda dan Selat Malaka di tengah kekuatan India dan China,” kata Salim, yang hadir selaku pembicara kunci pada seminar itu.
Lulusan Akademi Angkatan Laut (AAL) tahun 1995 itu menyatakan, hal tersebut juga bisa dilakukan Indonesia saat ini di tengah hegemoni China dan AS saat ini. Terutama dalam membangun aspek kemaritimannya. “Karena hanya lewat pembangunan kemaritiman, negara ini bisa besar. Sriwijaya dulu seperti itu, dengan visi maritimnya akhirnya bisa menguasai kawasan. Sekarang kita bagaimana?” tegasnya.
Salim menegaskan, walaupun visi pemerintah saat ini ingin menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia namun ada beberapa hal tahapan yang masih kurang. Di antaranya, Indonesia saat ini belum memiliki doktrin dan strategi maritim yang mumpuni.
Salah satunya adalah masih lemahnya kemampuan dalam mengantisipasi secara dini, ancaman bencana alam dari laut. “Lihat kejadian tsunami di anak gunung Krakatau, apa yang terjadi? Alatnya rusak,” ujarnya.
Berkembang menjadi negara maritim yang kuat di antara dua kekuatan besar AS-China itu, kata Salim, menjadi tantangan Indonesia saat ini. “Negara ini bisa besar atau sebaliknya, hancur di tengah gelombang globalisasi tersebut.
Kita tidak ingin Indonesia belum sampai 100 tahun usianya sudah hancur. Makanya itu harus dibangun kekuatan maritimnya,” tegasnya.
“Sanggup untuk kembalikan kejayaan maritim Indonesia?” tanya Salim kepada para peserta seminar yang berasal dari pelajar dan mahasiswa se-Kabupaten Sukabumi, mengakhiri paparannya.
Editor: M. Agung Riyadi