Teknologi Pertanian tak Akan Gusur Buruh Tani
|
Jakarta, Villagerspost.com – Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, modernisasi pertanian tidak menghilangkan nilai sosial masyarakat. Nilai sosial seperti gotong royong yang dilakukan masyarakat petani saat panen misalnya, tak akan hilang dengan keberadaan teknologi pertanian.
“Buruh panen tetap berfungsi seperti biasanya hanya diperlengkapi dengan teknologi, sehingga pendapatannya meningkat tiga kali lipat,” kata Amran, saat menemui buruh panen di Desa Temuireng Kec Petarukan Kabupaten Pemalang, Kamis (31/3).
(Baca juga: Pemerintah Apresiasi Pengembangan Padi Gogo TTP Pacitan)
Pada lokasi tersebut, Mentan mendapati petani masih menggunakan mesin perontok padi dengan kemungkinan kehilangan hasil gabah. Oleh karena itu, Mentan memberikan bantuan alat mesin pertanian berupa combine harvester.
Alat ini mampu memangkas waktu kerja petani secara signifikan. Dengan menggunakan alat ini, kata Amran, seorang buruh panen bisa menghasilkan pendapatan sekitar Rp150.000–200.000 per hari. Sehingga dalam sebulan pendapatannya rata-rata mencapai 4–5 juta rupiah.
“Yang terpenting, jangan mengubah struktur sosial yang ada. Supaya tidak terjadi gesekan antara nilai sosial dan dukungan teknologi,” jelas Amran.
Selain bantuan teknologi, Kementan kata Amran, juga berupaya menjamin harga gabah hasil panen. Saat ini misalnya, Kementan menjaga harga gabah di tingkat petani di angka Rp3400 per kilogram. Harga itu, memang masih berbeda-beda tergantung kondisi lapangan.
Mentan juga menegaskan bahwa Kementerian Pertanian bekerja sama dengan seluruh pihak untuk mengamankan petani. Salah satunya dengan menaikkan harga gabah di tingkat petani, minimal Rp 3.400/kg. Harga ini dapat berbeda-beda di setiap wilayah tergantung kondisi lapangan.
“Hal ini sesuai instruksi Presiden RI untuk turun ke lapangan melihat petani dan meningkatkan kesehjateraannya,” pungkasnya.
Ikuti informasi terkait masalah pertanian >> di sini <<