Tenangkan Warga, Koperasi Tambang Indonesia Rehabilitasi Hutan Wonogoro
|
Jakarta, Villagerspost.com – Situasi dan kondisi Dusun Wonogoro, Kabupaten Malang, Jawa Timur kini mulai kondusif. Hal ini membuat Ketua Koperasi Tambang Indonesia (KTI), Najib Salim Atamimi optimis desa tersebut bisa dipulihkan kondisinya. Najib menyatakan pihaknya berusaha dan bertekad untuk memulihkan lingkungan hutan produksi yang berada di kawasan tersebut.
Sebelumnya, kawasan itu terbengkalai dan sebagian sudah dijarah warga sejak 1988 sehingga hutan tersebut menjadi gundul dan dikuasai petani liar. Rehabilitasi yang bekerja sama dengan beberapa perguruan tinggi antara lain IPB, ITB dan UGM ini juga menjadi bukti komitmen KTI untuk membenahi lingkungan sekitar.
“Ini juga untuk menghindari kesimpangsiuran pemberitaan atau kesalahpahaman berbagai pihak dan juga meluruskan posisi KTI,” tutur Najib dalam siaran pers yang diterima Villagerspost.com, Kamis (19/3).
Maklum saja dalam menjalankan roda bisnisnya, KTI mengalami beberapa batu sandungan. Seperti diketahui, beberapa waktu lalu warga sekitar menggelar demo di lokasi penambangan pasir besi yang dikelola KTI. Mereka tidak puas dengan kondisi lingkungan yang ada. Saat itu warga juga menuntut ganti rugi kepada KTI.
Toh walau begitu, menurut KTI, pihaknya telah berupaya membenahi banyak hal melalui mekanisme corporate social responsibility (CSR) yang dijalankan. “Kami sangat memperhatikan masalah lingkungan hidup dan daya hidup masyarakat,” kata Najib.
Salah satu CSR yang telah dijalankan antara lain, memberdayakan peningkatan daya hidup dan pendapatan masyarakat setempat, memperbaiki Jalur Lintas Selatan di Dusun Wonorogo dengan pemadatan jalan dan batu sebanyak 2.000 truk sepanjang 4,5 km. KTI juga mengecor dan mengaspal jalan dusun Wonogoro kurang lebih 550 meter dengan lebar 6 meter.
Tak lupa pula turut KTI memberikan santunan dan zakat pada Hari Raya Idul Fitri di dua dusun berupa pemberian beras sejumlah 80 ton. “KTI juga telah membantu perbaikan dan pembangunan dua buah musholla di Dusun Wonogoro,” kata Najib.
KTI, ujar Najib, juga telah bekerja sama dengan pihak Perhutani untuk persemaian dan pembibitan hutan untuk mengembalikan kondisi lingkungan yang rusak. Namun, menurut Najib, usaha penamanam tersebut terkendala karena terdapat kandungan pasir besi yang banyak sehingga membuat sejumlah tanaman sulit berkembang. “Kami berharap partisipasi masyarakat dan pemda setempat agar masalah ini dapat diatasi,” tutur Najib lagi.
Rabu (18/3) kemarin, ratusan warga Dusun Wonogoro, Desa Tumpakrejo, Kabupaten Malang berunjuk rasa di penambangan pasir besi Pantai Wonogoro. Warga yang mengatasnamakan Forum Masyarakat Peduli Lingkungan Desa Tumpakrejo ini menyampaikan ketidakpuasan mereka kepada Najib atas pertambangan pasir besi di sana.
Mereka pun meminta Najib menunjukkan izin pertambangan yang dikelola KTI. Menurut perwakilan warga, dengan izin IPR, harusnya tidak memakai alat berat, seperti eskavator. Najib pun menerima perwakilan warga dan menunjukkan berbagai perizinan yang dikeluarkan untuk usaha pertambangan itu.
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jawa Timur juga mempertanyakan aktivitas penambangan pasir besi di wilayah itu. Walhi Jatim menilai, pengerukan pasir di sana berpotensi merusak ekosistem di kawasan tersebut.
Walhi menyatakan, dari hasil studi mereka diketahui wilayah tersebut merupakan zona konservasi dan kawasan lindung. Dalam Perda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Malang, kawasan itu merupakan sempadan pantai dengan peruntukan untuk perlindungan terumbu karang.
“Kami menduga aktivitas penambangan pasir tersebut berpotensi menimbulkan kerusakan ekosistem pantai dan terumbu karang. Dampaknya, ini dapat memengaruhi keberlanjutan lingkungan hidup dan kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya,” kata Juru bicara Walhi Jawa Timur Rere Christanto beberapa waktu lalu. (*)