Wanagama: Contoh Kemampuan Anak Bangsa Kelola Hutan

Gerbang masuk kawasan hutan wanagama, Yogyakarta. (dok. ugm.ac.id)
Gerbang masuk kawasan hutan Wanagama, Yogyakarta. (dok. ugm.ac.id)

Jakarta, Villagerspost.com – Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Wanagama, yang terletak di desa Banaran, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi DI Yogyakarta, dinilai bisa menjadi contoh kemampuan anak bangsa dalam mengelola hutan. Kawasan yang tadinya hanyalah sebuah lahan tandus, diubah menjadi hutan rimbun berkat ketekunan seorang peneliti dari Universitas Gadjah Mada.

Adalah almarhumah Prof. Dr. Ir. Oemi Hani’in Suseno (1 Januari 1931-10 Maret 2003) yang merintis pengembangan kawasan itu menjadi kawasan hutan sejak tahun 1964. Oemi membiayai pengembangan hutan itu dengan menggunakan tabungan pribadi. Pengabdian Guru Besar Fakultas Kehutanan UGM yang luar biasa itu kemudian membuatnya diganjar penghargaan Kalpataru 1989 sebagai Pengabdi Lingkungan Penghijauan.

“Saya menilai kita perlu menjaga potensi Wanagama ini sebagai bukti kemampuan anak bangsa, ahli kehutanan yang mampu merekayasa lahan tandus menjadi hutan rimbun begini. Perkembangannya cukup bagus tapi mari kita upayakan menjadi lebih baik,” kata anggota Komisi IV Sjahrani Mataja, seperti dikutip dpr.go.id, Senin (21/12).

Para anggota Komisi VII Minggu (20/12) kemarin memang mengadakan kunjungan kerja ke hutan Wanagama. Dari kunjungan itu para anggota dewan bisa melihat betapa kawasan hutan itu sudah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat setempat, baik untuk pertanian, sumber air, beternak sapi, lebah, dan lain-lain. Karena itu, Sjahrani meminta meminta pengetahuan ini ditularkan ke sejumlah daerah lain.

Hanya saja, saat ini pengelolaan hutan Wanagama perlu perhatian lebih besar dari pemerintah. Guru Besar Bidang Pemuliaan Pohon dan Silvikultur Prof. Dr. Mohammad Naim yang kini meneruskan pengelolaan Wanagama mengatakan, saat ini pengelolaan Wanagama masih terkendala masalah dana.

Prof Naim memaparkan, selama ini Wanagama memperoleh anggaran dari UGM sebesar Rp20 juta/perbulan. Dana tersebut habis digunakan untuk menggaji karyawan. Pihak pengelola memang  mendapatkan pemasukan lain dari sejumlah pelatihan dan pungutan wisata yang berlangsung di area ini.

“Hanya saja, pemasukan tersebut belum memadai untuk mendukung penelitian, perawatan aset dan sejumlah fasilitas gedung, listrik dan pembiayaan lainnya,” kata Prof. Naim.

Karena itu, dia mengusulkan kepada para anggota dewan agar kawasan Wanagama ditingkatkan menjadi KHDTK Mandiri agar bisa mendapatkan bantuan dana pengelolaan yang lebih memadai.  Ketua Tim Kunker Komisi VII DPR Siti Hediati Soeharto menyatakan akan memperhatikan masukan Prof. Naim itu.

“Salah satu permasalahan yang dihadapi pengelola adalah terbatasnya anggaran untuk mengelola lahan seluas 600 hektare ini. Kita akan bicara dengan pemerintah khususnya Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup supaya bisa mendukung,” katanya. (*)

Facebook Comments
One Comment

Add a Comment

Your email address will not be published.