Olahan Bawang Merah Dalam Bentuk In Brine

Komoditas bawang merah. (dok. bantenprov.go.id)

Kementerian Pertanian melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) saat ini telah mengembangkan teknologi olahan bawang merah dengan proses minimal baik dalam bentuk kering maupun basah. Salah satunya teknik pengawetan bawang merah utuh tanpa kulit melalui larutan garam atau in brine. Teknik pengawetan yang sederhana dan mudah ini siap diaplikasikan oleh masyarakat khususnya di sentra bawang merah.

Mengawetkan bawang merah memang sangat penting bagi wilayah sentra bawang merah mengingat bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang mudah rusak. Pengolahan dilakukan dengan tujuan agar hasil panen bisa disimpan lebih lama.

Prinsip pengolahan bawang merah utuh ini antara lain adalah persiapan dengan mengupas, merendam bawang dalam larutan pengeras (Kalsium Klorida) untuk menjaga teksturnya, lalu mencuci dan memberikan suasana asam dengan penambahan asam sitrat dan garam serta sterilisasi agar produk dapat awet. Proses pembuatan bawang merah utuh menghasilkan rendemen hingga 80 persen, dengan masa simpan produk adalah sekitar dua bulan di suhu ruang dan lebih dari 6 bulan disuhu pendingin.

Umur simpan ini masih bisa diperpanjang dengan perbaikan teknologi sterilisasi menggunakan retort atau proses pengawetan makanan melalui pendinginan, pembekuan, iradiasi, dehidrasi, freeze-drying, penggaraman, pengasaman, pasteurisasi, fermentasi, dan karbonasi. Bawang merah utuh dalam bentuk in brine ini masih memiliki rasa dan aroma bawang yang kuat serta tekstur yang renyah.

Bawang merah utuh mengandung energi sebesar 50,63 kkal, karbohidrat 10,92%, protein 1,56%, lemak 0,07%. Bawang utuh in brine bisa digunakan untuk pengganti acar pada saat makan sate, ikan bakar, ayam bakar.

Keuntungan dengan mengolah bawang merah segar menjadi bawang merah in brine selain memperpanjang umur simpan, ini juga bisa dijadikan peluang usaha terutama di bidang kuliner. Bawang merah in brine biasanya dipakai untuk acar pada sate, nasi goreng, mie goreng dan makanan lainnya.

Seperti diketahui, bawang merah merupakan produk hortikultura yang sangat strategis di Indonesia. Hampir semua rumah tangga mengkonsumsi bawang merah setiap hari. Selain karena alasan citarasa, sebagian orang mengkonsumsi bawang merah karena manfaat yang terkandung dalam bawang merah, yaitu multivitamin, mineral dan anti oksidan. Menurut data BPS tahun 2017, konsumsi bawang merah rata-rata mencapai 2,4 kg per kapita per tahun.

Sumber: Kementerian Pertanian

Facebook Comments

Add a Comment

Your email address will not be published.